Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LSI: Masa Tenang Penentu Kemenangan Jokowi-JK

Kompas.com - 09/07/2014, 20:34 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Hasil hitung cepat (quick count) Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menempatkan Joko Widodo-Jusuf Kalla di atas Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Peneliti LSI, Ardian Sopa mengatakan, ada tiga faktor penentu kemenangan Jokowi-JK yang terjadi di detik-detik akhir menjelang pemilu presiden.

Ardian menjelaskan, faktor pertama yang menentukan adalah pergerakan pemilih mengambang (swing voters) yang lebih banyak memilih Jokowi-JK. Hal ini, kata dia, terlihat ketika selisih kedua pasangan semakin melebar dari 3,6 persen pada awal Juli menjadi 6,74 persen pada saat pencoblosan.

"Pada awal Juli 2014, angka swing voters masih 8 persen. Swing voters lebih banyak diambil oleh Jokowi-JK sehingga marjin kemenangan semakin membesar," kata Ardian di Kantor LSI, Jakarta, Rabu (9/7/2014).

Ardian juga mengungkapkan alasan pemilih mengambang memilih Jokowi-JK. Menurut analisis dia, pemilih mengambang, cenderung memilih capres yang memiliki pemberitaan yang positif selama tiga hari terakhir pada masa tenang.

Faktor kedua yang menentukan adalah faktor golongan putih (golput). Ardian mengatakan, capres yang menang adalah capres yang mampu meminimalisir jumlah golput diantara pemilih yang awalnya memilih dia.

"Angka golput lebih banyak terjadi pada pasangan Prabowo-Hatta," ucap dia.

Faktor terakhir adalah pergerakan di masa tenang yang tak terekam oleh survei. Dia menilai, pergerakan kader, timses, relawan di masa tenang lebih banyak menambah dukungan kepada Jokowi-JK.

"Masa tenang ini masa-masa yang menentukan dalam pemilu," tandas dia.

Berdasarkan catatan LSI, pada bulan September 2013, selisih antara Jokowi dan Prabowo mencapai 39,20 persen. Ardian mengatakan, selisih antara keduanya terus menyempit, termasuk pada bulan Mei 2014 sekitar 12,67 persen.

"Pada awal Juni 2014, selisihnya terus menyempit menjadi 6,3 persen. Puncaknya ketika akhir Juni 2014, selisihnya hanya 0,5 persen. Hampir menyusul Jokowi," ujar dia.

Meski demikian, Ardian mengatakan, pada awal Juli 2014, selisih antara Jokowi dan Prabowo kembali menjauh menjadi 3,6 persen. Kini selisih antara keduanya semakin menjauh dalam pilpres menjadi 6,47 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com