Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Etis Singgung Fisik Seseorang, Siapa Bilang Presiden Harus Tegap?

Kompas.com - 27/06/2014, 21:53 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Tim Pemenangan Jokowi-JK bidang media center, Zuhairi Misrawi, menanggapi pernyataan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj, perihal pemimpin yang harus berbadan tegap dan tidak klemar-klemer. Menurut Zuhairi, sangat tidak etis menyinggung fisik seseorang, karena fisik merupakan pemberian Tuhan yang harus disyukuri oleh siapa pun. (Baca: Ketum PBNU: Presiden Harus Tegap dan Kekar, Masa "Klemar-klemer")

"Di dalam tradisi Islam, tidak ada kewajiban seorang pemimpin berbadan tegap. Pemimpin, dalam Islam, cukup berbadan sehat, amanah, jujur, dan cerdas," ujar Zuhairi, melalui pesan singkat yang diterima Kompas.com, Jumat (27/6/2014) malam.

Zuhairi meminta agar masyarakat diberikan edukasi dengan hal-hal yang baik perihal kepemimpinan yang cocok untuk membangun Indonesia. Pemimpin yang harus dipilih, kata dia, harus sosok yang jujur, sederhana, amanah, dan punya rekam jejak yang baik dalam kepemimpinan. Zuhairi yakin, masyarakat Indonesia sudah mengerti dan sadar bahwa fisik bukanlah yang utama.

Ia mengatakan, yang terpenting adalah visi misi dan program yang benar-benar berpihak kepada rakyat.

"Di dalam debat capres sudah jelas siapa yang punya program konkret, bukan hanya basa-basi retorik," kata Zuhairi.

Sebelumnya, Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj berpesan kepada kiai se-Jawa Barat dan semua santrinya di pondok pesantren untuk menjadikan fisik sebagai salah satu pertimbangan saat memilih calon presiden. Menurut dia, seorang presiden harus memiliki tubuh yang tegap dan kekar.

"Presiden harus tegap, kekar, sporty, badannya tegap, sehat. Mosok presiden klemar-klemer, waduh, he-he-he," kata Aqil sambil tertawa kecil, saat menyambut kedatangan calon presiden Prabowo Subianto, di Pondok Pesantren Kempek, Palimanan, Cirebon, Jawa Barat, Jumat (27/6/2014).

Aqil mengatakan, presiden-presiden Indonesia terdahulu mempunyai fisik yang proporsional sehingga enak untuk dipandang. Oleh karena itu, presiden selanjutnya juga harus memiliki fisik yang tegap dan gagah.

"Bayangkan Presiden Indonesia, mulai dari Bung Karno, diganti Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur walau ada kekurangan dia tegap, Pak SBY tegap, masa terus gantinya...," sindir Aqil, yang disambut tawa dan riuh para kiai dan santri yang hadir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kembali Satu Kubu di Pilkada Jakarta 2024, PKS dan Anies Dianggap Saling Ketergantungan

Kembali Satu Kubu di Pilkada Jakarta 2024, PKS dan Anies Dianggap Saling Ketergantungan

Nasional
PDI-P Gabung, Koalisi Anies Disebut Bisa Unggul pada Pilkada Jakarta

PDI-P Gabung, Koalisi Anies Disebut Bisa Unggul pada Pilkada Jakarta

Nasional
Personel Polri Ikuti Konferensi FBI Asia Pasifik di Vietnam, Bahas Penggunaan Kripto untuk Kejahatan

Personel Polri Ikuti Konferensi FBI Asia Pasifik di Vietnam, Bahas Penggunaan Kripto untuk Kejahatan

Nasional
Grace Natalie Sebut Kebijakan Fiskal Jokowi Akan Berlanjut di Pemerintahan Prabowo

Grace Natalie Sebut Kebijakan Fiskal Jokowi Akan Berlanjut di Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jokowi Ungkap Alasan Pemerintah Pusat Selalu Cawe-cawe Untuk Perbaikan Jalan Daerah

Jokowi Ungkap Alasan Pemerintah Pusat Selalu Cawe-cawe Untuk Perbaikan Jalan Daerah

Nasional
Idrus Marham Bantah Koalisi Prabowo Ingin Jegal Anies di Pilkada Jakarta

Idrus Marham Bantah Koalisi Prabowo Ingin Jegal Anies di Pilkada Jakarta

Nasional
Jokowi Ungkap Kementan Akan Penuhi Kebutuhan Pompa untuk 7.600 Hektare Sawah di Kotawaringin Timur

Jokowi Ungkap Kementan Akan Penuhi Kebutuhan Pompa untuk 7.600 Hektare Sawah di Kotawaringin Timur

Nasional
Menko Polhukam Sebut TNI-Polri dan BIN Harus Sakti Jelang Pilkada

Menko Polhukam Sebut TNI-Polri dan BIN Harus Sakti Jelang Pilkada

Nasional
Soal Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Gerindra: Belum Memenuhi Kuota

Soal Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta, Gerindra: Belum Memenuhi Kuota

Nasional
KPK Komitmen Tuntaskan Perkara Eddy Hiariej

KPK Komitmen Tuntaskan Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Hari Anti Narkotika Internasional, Fahira Idris Paparkan 6 Upaya Berantas Peredaran NPS di Indonesia

Hari Anti Narkotika Internasional, Fahira Idris Paparkan 6 Upaya Berantas Peredaran NPS di Indonesia

Nasional
MKD Bakal Panggil PPATK Soal Anggota DPR Main Judi Online

MKD Bakal Panggil PPATK Soal Anggota DPR Main Judi Online

Nasional
PPATK Bakal Laporkan Anggota DPR Main Judi Online ke MKD

PPATK Bakal Laporkan Anggota DPR Main Judi Online ke MKD

Nasional
MKD Disebut Bisa Langsung Tindak Anggota DPR Pemain Judi Online Tanpa Tunggu Laporan

MKD Disebut Bisa Langsung Tindak Anggota DPR Pemain Judi Online Tanpa Tunggu Laporan

Nasional
KPK Ungkap Modus Dugaan Korupsi Bansos Presiden, Kualitas Dikurangi

KPK Ungkap Modus Dugaan Korupsi Bansos Presiden, Kualitas Dikurangi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com