Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Baju Kotak-kotak Jokowi di Surat Suara

Kompas.com - 27/06/2014, 18:28 WIB
Jessi Carina

Penulis

BEKASI, KOMPAS.com — Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri menceritakan awal penggunaan baju kotak-kotak dan baju putih oleh calon presiden Joko "Jokowi" Widodo.

Menurut Mega, awalnya Jokowi-JK sempat ingin menggunakan pakaian serba putih. "Tadinya Pak Jokowi juga mau pakai putih-putih. Nah, terus ternyata yang di sana (Prabowo-Hatta) juga sama pakai putih-putih juga dengan garuda merah di dada. Padahal kan banyak warna," ujar Megawati saat berkampanye di Lapangan GOR, Bekasi, Jumat (27/6/2014).

Menurut Mega, pemilihan ini juga menyesuaikan kondisi sebagian masyarakat yang masih buta huruf. Mereka yang tidak memiliki akses informasi dari media akan sulit mengenali Jokowi-JK di surat suara. Dengan demikian, mereka biasanya akan mencirikan pakaian yang dikenakan.

Atas pertimbangan tersebut, Mega memberi anjuran kepada Jokowi untuk memakai baju kotak-kotak yang memang sudah khas. Dengan demikian, Jokowi menjadi satu-satunya yang berpakaian berbeda di surat suara.

"Tiga-tiganya ini berbaju putih. Ajarkan kepada orang-orang, saat mencoblos nanti tidak usah lihat nomornya. Langsung saja coblos yang pakai baju kotak-kotak. Karena itu cuma satu, yaitu Pak Jokowi," ujar Mega.

Mega pun menyampaikan kepada para pendukung yang hadir untuk tidak sampai salah pilih pemimpin. Sebab, hal ini akan menentukan nasib mereka hingga lima tahun ke depan.

"Jangan sampai lima menit milihnya, lima tahun sengsaranya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com