Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Terima Prabowo Serang SBY, Ruhut Dukung Jokowi-JK

Kompas.com - 23/06/2014, 10:49 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul buka suara soal alasannya berubah sikap hingga akhirnya mendukung pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam pilpres mendatang. Padahal, Ruhut selama ini dikenal sebagai salah satu politisi yang kerap melontarkan sindiran pedas kepada Jokowi.

Ruhut mengaku dirinya berubah pikiran setelah melihat slogan yang diangkat Jokowi-JK, yakni "Indonesia Hebat". Menurut dia, kalimat itu bentuk pujian tidak langsung kepada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Artinya, mereka mengakui keberhasilan SBY selama 10 tahun ini, makanya dikatakan 'Indonesia Hebat'," ucap Ruhut saat dihubungi, Senin (23/6/2014).

Ruhut membandingkannya dengan slogan yang diangkat pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, yaitu "Indonesia Bangkit".

"Bangkit apanya? Memangnya selama ini SBY tidur?" sindir Ruhut.

Ruhut mengaku bahwa pilihannya kepada Jokowi-JK juga disebabkan kecewa atas sikap partai-partai koalisi yang tak mendukung SBY sepenuh hati. Terlebih lagi, lanjutnya, Prabowo-Hatta kini mengkritik pemerintahan SBY dengan menyebut ada kebocoran anggaran. Padahal, kata Ruhut, Prabowo-Hatta di hadapan ratusan pengurus Demokrat sudah berjanji akan meneruskan program SBY.

"Aku ini kritis, melihat mereka tidak konsisten. Mereka ini kan didukung partai koalisi pemerintahan sekarang, tapi malah nyerang kita dengan sebut "bocor, bocor". Seharusnya, dia berkaca dan tanya dulu ke Pak Hatta bagaimana," ujar Ruhut.

Tak hanya itu, Ruhut pun mengaku sudah bisa memaafkan masa lalu PDI-P, selaku partai oposisi yang juga sering mengkritik SBY. Dia menceritakan soal kegagalannya maju sebagai Ketua Komisi III DPR, yang akhirnya diraih teman separtainya, Pieter C Zulkifli.

"Pada saat pemilihan itu, di saat partai koalisi lain menyerang aku, PDI-P tidak. Trimedya lantang berbicara bahwa Ruhut adalah pilihan SBY selaku ketua umum sehingga harus dihargai partai lain. Apa aku sekarang tidak memaafkan? Aku sudah maafkan, aku sedih melihat kawan-kawanku di koalisi sekarang yang tidak loyal," imbuh Ruhut.

Dia melihat PDI-P justru lebih beretika dalam mengkritik pemerintahan dibandingkan partai-partai koalisi pemerintahan yang kini mendukung Prabowo-Hatta.

Rencananya, Ruhut akan mendeklarasikan dukungan kepada Jokowi-JK di Restoran Horapa, Jalan Teuku Cik Ditiro Nomor 31, Menteng, Jakarta Pusat pada pukul 19.00 WIB nanti. Ruhut mengaku bahwa pada deklarasi itu akan hadir pula sejumlah pengurus daerah Partai Demokrat yang dekat dengannya.

Sebelumnya, Ruhut kerap mengkritik kinerja Jokowi di Pemprov DKI Jakarta. (baca: Ruhut: Jokowi Pening Termakan Janji Sendiri). Dia bahkan kerap menyerang ketika Jokowi diwacanakan menjadi capres. (baca: Ruhut: Kalau Jokowi Capres, Apa Enggak Ketawa?)

Baca juga:

Ruhut: Jokowi Nyapres, Emang Gue Pikirin?

Ruhut: Lihat Saja, Jokowi Akan Dikalahkan Pramono Edhie)

Ruhut: Jokowi Presiden, tapi Jadi RI-4, Bukan RI-1

Kata Ruhut, Mega Mesti "Sowan" ke SBY agar Jokowi Tak Kalah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com