Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Didesak Ungkap Penyokong Dana Penerbitan "Obor Rakyat"

Kompas.com - 16/06/2014, 10:17 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Juru Bicara Tim Pemenangan Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, Hasto Kristiyanto, tak percaya Pemimpin Redaksi Tabloid Obor Rakyat Setyardi Budiono rela merogoh kocek besar untuk biaya penerbitan hingga distribusi tabloid tersebut. Hasto mendesak kepolisian terus mengusut siapa penyokong dana di balik beredarnya tabloid Obor Rakyat.

"Setyardi itu pemuja kekuasaan, dia berbohong karena mengatakan sebagian besar pembiayaan tabloid itu berasal dari kantongnya sendiri," kata Hasto di Jakarta, Senin (16/6/2014).

Hasto mengerti betul bagaimana Setyardi telah sejak lama memosisikan diri berseberangan dengan Jokowi. Hal itu tampak pada Pilkada DKI Jakarta 2012 ketika Setyardi mendukung Fauzi Bowo yang menjadi rival Jokowi.

Dengan alasan itu, Hasto mengaku bingung ketika Setyardi muncul dalam acara diskusi dengan mengenakan kemeja kotak-kotak. Ia menganggap, kemunculan Setyardi saat itu hanya bagian dari taktik untuk mencitrakan diri sebagai pendukung Jokowi.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Hasto, ada dana sekitar Rp 20 miliar yang digelontorkan untuk merusak citra Jokowi. Salah satu caranya dengan menyebar berita fitnah melalui tabloid Obor Rakyat.

"Hukum harus ditegakkan. Karena virus tabloid Obor Rakyat menjadi model penghancuran nama baik calon yang populer di mata rakyat, merusak tradisi demokrasi yang damai dan sehat," ujarnya.

Tabloid Obor Rakyat beredar di sejumlah pondok pesantren di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur (baca: Ini Alasan Setyardi Sebarkan "Obor Rakyat" ke Pesantren). Tabloid ini berisi kampanye hitam terhadap Jokowi-JK, tanpa menyebut narasumber dan penulis berita.

Edisi kedua tabloid itu mengangkat topik "1001 Topeng Pencitraan". Di dalamnya masih berisi hujatan terhadap Jokowi. Pada edisi pertama, tabloid Obor Rakyat mengangkat judul besar "Capres Boneka". Namun, tidak satu pun pemberitaan tentang pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa ada dalam tabloid tersebut (baca: Pemred "Obor Rakyat": Prabowo Belum Ada Bahan untuk Dikomentari).

Menurut Setyardi, tabloid ini disebarkan sebanyak 100.000 eksemplar setiap edisi. Biaya percetakan hingga pendistribusian disebut sebagian besar berasal dari kantong pribadi, dan hanya sebagian kecil dari sumbangan pihak ketiga.

Setyardi adalah staf dari Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah Velix Wanggai. Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sangat terganggu dengan pemberitaan soal tabloid Obor Rakyat. Ia memastikan, akan ada investigasi dan tindakan dari Sekretariat Kabinet yang mengoordinasi perangkat di bawah staf khusus (baca: SBY Terganggu, Staf Istana Terlibat "Obor Rakyat").

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com