Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senin, Tim Jokowi Laporkan Pemred "Obor Rakyat" ke Polisi

Kompas.com - 14/06/2014, 21:44 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Calon presiden Joko Widodo akhirnya menindaklanjuti keberadaan tabloid "Obor Rakyat" ke pihak kepolisian. Rencananya, Jokowi yang diwakili tim hukumnya akan melaporkan kasus dugaan pencemaran nama baik dan fitnah ke Badan Reserse Kriminal Polri pada Senin (16/6/2014).

"Setelah melakukan investigasi, kami akhirnya sepakat melaporkan Obor Rakyat kepada aparat kepolisian. Hari Senin, jam 10.00 kami akan datang ke Mabes Polri," ujar Kuasa Hukum Jokowi-JK, Alexander Lay di Media Center Jokowi-JK, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Sabtu (14/6/2014).

Alex mengungkapkan, Jokowi akhirnya menempuh jalur hukum setelah adanya pernyataan Dewan Pers bahwa Obor Rakyat bukanlah produk jurnalistik sehingga bisa dibawa ke ranah hukum pidana.

Selain itu Alex menjelaskan, kubu Jokowi-JK baru melaporkan kasus ini sekarang setelah tabloid itu terbit beberapa bulan lalu lantaran perlunya waktu dalam menelusuri pelaku di belakang penyebaran Obor Rakyat.

"Kami sudah lapor Bawaslu sejak dua minggu lalu. Setelah itu, kami turun investigasi dibantu oleh investigasi yang dilakukan media massa dan akhirnya pelakunya mengaku sendiri. Baru dalam waktu 2-3 hari terakhir kami mendapatkan informasi, sehingga dinilai sudah cukup kuat untuk melapor ke polisi," ucap Alex.

Dia menjabarkan ada dua orang yang dilaporkan tim Jokowi ke polisi nantinya. Kedua orang itu yakni Pemimpin Redaksi Obor Rakyat Setyardi Budiono dan penulis dalam tabloid itu yakni Darmawan Sepriossa.

"Kami menelusuri keterlibatan pihak-pihak lainnya, kalau sudah ditemukan akan kami laporkan," kata mantan kuasa hukum yang menangani kasus Cicak vs Buaya itu.

Alex menyatakan, isi tulisan dalam tabloid Obor Rakyat sangat merugikan. Pasalnya, tabloid itu memuat tulisan berbau SARA yang bisa berimplikasi luas. Kendati Jokowi diserang dengan isu SARA, Alex mengklaim elektabilitas Jokowi justru semakin meningkat karena pada akhirnya serangan SARA itu tidak terbukti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com