JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menyatakan, Panglima TNI Jenderal Moeldoko harus memberi keterangan kepada masyarakat terkait kabar oknum Bintara pembina desa (Babinsa) yang mengarahkan masyarakat memilih calon presiden tertentu.
Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Nelson Simanjuntak mengatakan, penjelasan itu penting agar permasalahan menjadi jelas dan tidak berkembang jauh.
"Sebenarnya kalau berkenan, Panglima TNI bisa membuat pernyataan terkait dengan ini. Intinya, supaya ini tidak terus-menerus menjadi pergunjingan. Jadi semua pihak melakukan segala daya upaya agar pemilu kita betul-betul demokratis dan tidak dicurigai orang," ujar Nelson di Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat, Jumat (6/6/2014).
Nelson mengatakan, meski berharap inisiatif TNI, pihaknya tetap akan mengusut dugaan adanya ketidaknetralan oknum TNI itu. Untuk itu, dia akan meminta keterangan beberapa pihak.
Langkah lain, lanjutnya, Bawaslu juga meminta pihak-pihak terkait menelusuri kebenaran dari pemberitaan yang berkembang tersebut.
"Mungkin mereka tidak mendukung satu pasangan calon tertentu, tapi karena mereka itu tentara, ini bisa menimbulkan praduga yang tidak bagus. Barang bukti belum ada, masih katanya-katanya," ujar Nelson.
Sebelumnya, seorang warga di kawasan Jakarta Pusat diresahkan oleh pendataan siapa calon presiden dan calon wakil presiden yang akan dipilih. Pendataan itu dilakukan oleh orang yang mengaku Babinsa pada Sabtu (31/5/2014) lalu. Pria itu juga mengaku berdinas di bawah kontrol Koramil.
Dalam pendataan itu, warga diarahkan untuk memilih pasangan yang diusung Partai Gerindra, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Komandan Kodim 0501 Jakarta Pusat Letnan Kolonel Infantri Yudi Pranoto, Kamis (5/6/2014) mengatakan, telah terjadi kesalahpahaman antara warga dan anggota Babinsa.
Yudi membantah pemberitaan di media bahwa seorang anggota Babinsa mendata pilihan warga terhadap dua pasangan calon presiden dan wakil presiden menjelang Pilpres 2014. Yudi memastikan, kedatangan Babinsa ke lingkungan tempat tinggal warga hanyalah tugas rutin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.