Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Sindir Dahlan Iskan Soal Gonta-ganti Direksi BUMN

Kompas.com - 04/06/2014, 12:30 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar para menteri tidak mengambil kebijakan strategi tanpa sepengetahuannya. Presiden secara spesifik juga melarang aksi gonta-ganti direksi badan usaha milik negara (BUMN).

"Belajar dari pengalaman 2009 dulu, para menteri dan anggota kabinet saya minta tidak mengambil keputusan strategis sebelum dikonsultasikan dan dilaporkan kepada presiden. Misalnya di bidang energi dan pertambangan, mungkin kontrak, perizinan, mungkin kehutanan. Bidang perdagangan dan bidang usaha BUMN," ujar Presiden Yudhoyono dalam sidang kabinet paripurna di kantor kepresidenan, Rabu (4/6/2014).

Selain itu, Presiden juga mengingatkan agar para menteri dan anggota kabinet melakukan penggantian pejabat utama pemerintah dan usaha negara. Misalnya, eselon I kementerian dan direktur utama BUMN. "Jika terpaksa, silakan laporkan kepada saya, misalnya yang bersangkutan masuk masa pensiun atau ada masalah lain yang serius. Bisa saudara mengusulkan seperti tu. Tapi jangan main copot dan main ganti karena timing-nya tidak tepat. Hakikatnya sekarang ini kita ada dalam masa transisi," kata Presiden.

Kepala Negara mengatakan, sisa waktu 4,5 bulan bukanlah waktu yang lama. Untuk itu, Presiden mengharapkan para menteri menjaga etika logika terkait pengambilan keputusan strategis untuk jangka waktu menengah dan jangka panjang, termasuk penentuan pejabat utama.

"Presiden dan pemerintahan mendatanglah yang lebih memiliki hak dan yang akan menentukan. Bukan berarti tidak boleh karena mungkin pejabat itu, mungkin kinerjanya buruk sekali, masa pensiun. Tapi semangatnya bukan copot-mencopot, tapi harus bertenggang rasa kepada presiden yang akan datang," katanya.

Pernyataan Presiden ini secara tidak langsung menyindir aksi Menteri BUMN Dahlan Iskan. Pada Mei 2014, Dahlan sudah melakukan pencopotan terhadap direksi di dua BUMN, yakni PT Pelayaran Nasional dan PT Pelabuhan Indonesia III. Dahlan juga sempat mencopot Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara III, Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara IV, Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), Dirut PT PAL Indonesia, dan Komisaris Utama PT Pindad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com