JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar Psikologi Politik Universitas Indonesia Hamdi Muluk mempertanyakan sikap kubu pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang solah-olah ingin mencitrakan Prabowo sebagai sosok yang ganteng. Menurutnya, upaya seperti itu sangat tidak mendidik bagi masyarakat.
"Rasanya kok nelongso sekali ya. Kok kita jadi kembali ke fisik. Harusnya mau ganteng atau jelek, siapapun boleh jadi presiden," kata Hamdi di Jakarta, Sabtu (31/5/2014).
Hamdi menjelaskan, untuk menjadi presiden bukan lah harus berpegangan kepada fisik, baik itu wajah yang tampan ataupun tubuh yang tegap dan kekar. Menurutnya, akan lebih baik jika masyarakat memilih pemimpin berdasarkan gagasan yang mereka miliki.
"Kalau mau presiden yang ganteng, (artis) Dude Herlino saja sekalian yang dipilih. Pemimpin itu harusnya dilihat dari gagasannya. Saya enggak mengerti kenapa presiden yang ganteng ini digembar-gemborkan," ujar dia.
Sebelumnya, dua petingi partai koalisi pengusung Prabowo-Hatta, yakni Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta dan Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais kompak menyebut Prabowo ganteng dalam orasi politiknya. Menurut mereka, memilih presiden yang ganteng sesuai dengan ajaran umat islam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.