Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kata Amien Rais soal Prabowo dan Kasus 1998

Kompas.com - 30/05/2014, 03:04 WIB
Kontributor Surakarta, M Wismabrata

Penulis

SOLO, KOMPAS.com — Amien Rais buka-bukaan soal alasan dia memilih mendukung pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa dalam Pemilu Presiden 2014. Kasus 1998 tak ketinggalan dia singgung.

Amien menyatakan, kasus penculikan atau penangkapan aktivis pada 1998 yang dituduhkan kepada Prabowo sudah selesai saat mantan Danjen Kopassus itu menjadi calon wakil presiden mendampingi Megawati Soekarnoputri pada Pemilu Presiden 2009.

"Jadi, Pak Prabowo ini pernah jadi cawapres resmi Megawati 5 tahun lalu. Sudah selesai semua, dan sekarang tiba-tiba bongkar-bongkaran?" ujar Amien di sela Rapat Pemantapan Pemenangan Prabowo-Hatta di Hotel Sunan, Solo, Jawa Tengah, Kamis (29/5/2014).

Menurut Amien, pembongkaran kasus untuk menyudutkan Prabowo tidak akan menyelesaikan masalah. "Saya tahu Mas, kalau bongkar-bongkaran, nanti bisa panjang. Sudahlah, sampai sekian saja," imbuh dia.

Amien mengatakan, lebih baik sekarang para bakal calon presiden dan wakil presiden membuktikan rasa nasionalisme dan patriotismenya untuk menang dalam pemilu presiden mendatang. "Sekarang berlomba merebut hati rakyat, berlomba nasionalisme, perlombaan patriotisme. Nanti yang paling setia akan kelihatan," kata dia.

Rapat ini dihadiri pula oleh tokoh-tokoh nasional dari beragam partai. Mereka antara lain Akbar Tandjung, Fadli Zon, Mahfud MD, Anis Matta, dan Idrus Marham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Ada Gugatan Perdata dan Pidana, KPK Mengaku Harus Benar-benar Kaji Perkara Eddy Hiariej

Nasional
Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Jokowi Resmikan Modeling Budi Daya Ikan Nila Salin di Karawang

Nasional
Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Jokowi Naik Heli ke Karawang, Resmikan Tambak Ikan Nila dan Cek Harga Pangan

Nasional
Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com