Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Densus 88 Tangkap Dua Terduga Pelaku Bom Tentena Tahun 2005

Kompas.com - 15/05/2014, 18:52 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
- Densus 88 Antiteror Polri menangkap delapan orang terduga teroris di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur. Dua di antaranya diduga pelaku bom Tentena pada 2005 silam.

Kedua terduga teroris tersebut adalah Rifki alias Bondan alias Royan dan Salim alias Ustaz Yahya. Kedua orang ini merupakan alumni kamp Moro Filipina kemudian masuk ke Poso dan beraksi di Poso pada saat Poso sedang dilanda kerusuhan.

"Yang bersangkutan adalah DPO kerusuhan Poso saat terjadi bom Tentena pada 2005 silam. Selain itu, meraka merupakan alumni Kamp pelatihan Moro," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny Franky Sompie, Kamis (15/5/2014).

Penangkapan tersebut, kata Ronny, merupakan upaya pencegahan yang dilakukan Polri terhadap perkembangan kasus terorisme di berbagai tempat dan lokasi di Indonesia.

Penangkapan delapan orang terduga teroris tersebut diawali dengan penangkapan Rifki alias Bondan alias Royan di sebuah Rumah Makan bernama Taman Selera di wilayah Pantura, Indramayu, Jawa Barat. Ia ditangkap Senin (12/5/2014) sekitar pukul 13.30 WIB.

Dari penangkapan tersebut, tim berlambang burung hantu tersebut kembali bergerak dan menangkap Ramuji alias Kapten alias Ahmad di Jalan Belimbing Raya, Kecamatan Paciran. Lamongan, Jawa Timur, Selasa (13/5/2014) sekitar 13.30 WIB. Dalam kelompok teroris, Ramuji terlibat dalam pelatihan militer di Poso dan penyuplai logistik ke camp pelatihan di Poso.

Esok harinya, Rabu (14/5/2014) sekitar pukul 21.00 WIB tim Densus 88 Antiteror Pol membekuk Salim alias ustaz Yahya bersama Setiawan di Klaten, Jawa Tengah. Salim merupalan buronan teroris yang terlibat dalam kerusuhan Poso pada saat peledakan bom tentena 2005.

Kemudian di wilayah Klaten juga, Kamis (15/5/2014) kembali ditangkap lima orang terduga teroris masing-masing Arif alias Tomy, Selamet, Rofiq, Arifin, dan Yusuf. Kelimanya adalah hasil pengembangan tersangka Rifki dan Yahya alias Salim.

"Selanjutnya hasil penggeledahan di bengkel yang terletak di daerah Trucuk Klaten diamankan 15 senjata api laras panjang gas caliber 7 milimeter, 2 senjata api pendek gas caliber 7 milimeter, 1 crossbow, 1 panah, 5 samurai panjang, 6 pedang sedang, dan 25 pisau lempar," ujar Ronny.

Di samping itu, dari lokasi tersebut pun ditemukan pula dokumen pembuatan bom. "Untuk selanjutnya masih dilakukan pengembangan dan penggeledahan lanjutan di beberapa tempat lain," ucap Ronny.(Adi Suhendi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com