Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cawapres Ideal untuk Jokowi bukan Abraham Samad, melainkan JK

Kompas.com - 10/05/2014, 08:45 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Bakal calon presiden dari PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi), terus membeberkan petunjuk mengenai figur yang akan menjadi bakal calon wakil presidennya. Dari serpihan petunjuk yang dikumpulkan, pilihan mengerucut kepada dua figur, yakni Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Pengerucutan itu didasarkan pada gerak tubuh dan jawaban Jokowi saat ditanya mengenai figur bakal cawapres dan waktu pengumumannya. Ia mengatakan, figurnya berasal dari luar Pulau Jawa. Ini memberi sinyal kuat kepada dua tokoh asal Makassar, yakni Abraham dan Kalla.

Pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya, menilai, Abraham Samad bukanlah figur yang tepat untuk mendampingi Jokowi pada Pemilu Presiden 2014. Pasalnya, sosok Abraham dianggap tak mampu memberi dampak elektoral karena tak memiliki kelebihan yang dapat menutup kekurangan Jokowi.

"Apakah Samad dapat mendongkrak elektoral Jokowi, saya rasa tidak," kata Yunarto, saat dihubungi, Jumat (9/5/2014) malam.

Yunarto menjelaskan, ketokohan Abraham memang unggul karena berasal dari kalangan muda, berintegritas, dan tak memiliki beban masalah masa lalu. Akan tetapi, semua keunggulan yang dimiliki oleh Ketua KPK itu telah dimiliki oleh Jokowi.

"Artinya sederhana, semua yang suka Samad pasti suka Jokowi, yang suka Jokowi belum tentu suka Samad," ujarnya.

Dengan demikian, lanjutnya, figur paling tepat untuk mendampingi Jokowi adalah Kalla. Walau secara usia jauh lebih tua dari Gubernur DKI Jakarta tersebut, Kalla memiliki kemampuan yang dapat menutup kekurangan Jokowi.

Selain pernah merasakan pemerintahan dari kursi RI 2, Kalla juga memiliki latar belakang politisi dan menguasai permasalahan ekonomi. Secara elektoral, figur Kalla akan memberikan keuntungan secara elektoral untuk Jokowi seandainya jadi berpasangan di pilpres nanti.

"Jusuf Kalla adalah pilihan paling realistis," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com