Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Janji Bangun Kabinet Kerja, Bukan Kabinet Bagi-bagi Kursi

Kompas.com - 16/04/2014, 07:50 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -- Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo tak ingin pemerintahannya—jika dia terpilih menjadi presiden—tersandera koalisi partai politik. Ia ingin komposisi kabinet bukan diisi personel hasil koalisi bagi-bagi kursi, melainkan orang yang kredibel di bidangnya.

"Kita ingin membangun kabinet kerja, bukan kabinet politik. Saya akan ngotot untuk bangun kabinet kerja," ujar Jokowi di dalam pertemuan dengan Forum Pemred di Restoran Horapa, Jalan Teuku Cik Ditiro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/4/2014). "Beban masalah kita di Indonesia berat. Saya ndak ingin menteri kita nanti sibuk urus partai, saya bilang ndak ada."

Pernyataan Jokowi direspons positif sejumlah pemimpin redaksi media massa yang hadir. Ada yang mengangguk-angguk. Ada juga yang mengangkat dua jempolnya untuk Jokowi serta ada juga yang langsung menyambut pernyataannya dengan tepuk tangan.

Hampir semua pemred media massa hadir dalam pertemuan ini. Sebelumnya, Jokowi pernah pula mengatakan, jika dia terpilih menjadi presiden di Indonesia, kabinet menteri akan lebih banyak diisi oleh orang profesional ketimbang dari partai politik seperti yang terjadi selama ini.

Jika satu partai cukup, ya sudah

Menurut Jokowi, percuma mengembangkan "koalisi gemuk" tetapi ujung-ujungnya membebani si penguasa pemerintahan dengan bagi-bagi kursi. Dia pun lalu bertutur soal pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Nasional Demokrat Surya Paloh beberapa waktu lalu.

Jokowi mengatakan, dalam pertemuan dengan Paloh itu, dia sama sekali tak menyinggung soal jatah kursi maupun calon wakil presiden sebagai pendampingnya. "Saya ngomong apa adanya, ketemu Pak Surya Paloh kemarin ndak ada satu pun soal cawapres atau menteri. Saya cerita aja apa yang mau saya lakukan, salaman, sudah, selesai," ujarnya.

"Kalau Nasdem satu saja cukup (untuk koalisi), ya sudah. Kita itu harus punya keberanian untuk melakukan itu. Kalau ndak, ya kita begini terus. Bagi-bagi kursi," lanjut mantan Wali Kota Surakarta tersebut.

Siap ambil risiko

Kendati demikian, Jokowi sadar strategi politik itu mengandung banyak risiko. Jika gabungan PDI-P dengan Nasdem hanya ada 25 persen suara, misalnya, dia mengatakan ada kemungkinan koalisi ini akan menjadi musuh bersama bagi partai lain.

Namun, lagi-lagi Jokowi mengaku tidak gentar. Dia berkaca dari peta koalisi PDI-P dan Gerindra di Jakarta yang hanya 17 persen suara, program unggulannya tetap berjalan. "APBD jadi mundur, ya itu konsekuensi saja. Tapi nyatanya kan program-program tetap berjalan. Itu saja," ujar Jokowi. "Kalau di-backup rakyat dan media, saya tidak takut."

Beberapa pemred yang hadir dalam pertemuan ini antara lain adalah Pemred SCTV serta Indosiar Nurjaman Mochtar, Pemred JakTV Timbo Siahaan, Pemred Berita Satu TV Don Bosco Selamun, Pemred Harian Kompas Rikard Bagun, Pemred Harian Suara Pembaruan Primus Dorimulu, Pemred Bisnis Indonesia Arif Budisusilo, Pemred Media Indonesia Usman Kansong, dan Pemred Republika Nasihin Masha.

Suasana pertemuan terbuka itu cukup hangat, dipandu oleh Nurjaman. Pertemuan diisi dengan dialog aktif antara Jokowi dan sejumlah pemred. Banyak saran, kritik, serta pertanyaan yang keluar dari para pemred. Jokowi pun menjawabnya dengan lancar. Seusai pertemuan, para pemred menyempatkan diri untuk berfoto bersama Jokowi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dewas KPK: Nurul Ghufron Teman dari Mertua Pegawai Kementan yang Dimutasi

Dewas KPK: Nurul Ghufron Teman dari Mertua Pegawai Kementan yang Dimutasi

Nasional
PKS Sebut Presidensialisme Hilang jika Jumlah Menteri Diatur UU

PKS Sebut Presidensialisme Hilang jika Jumlah Menteri Diatur UU

Nasional
Dewan Pers Tolak Revisi UU Penyiaran karena Penyelesaian Sengketa Jurnalistik Dialihkan ke KPI

Dewan Pers Tolak Revisi UU Penyiaran karena Penyelesaian Sengketa Jurnalistik Dialihkan ke KPI

Nasional
Anggota Komisi III: Pansel KPK Harus Paham Persoalan Pemberantasan Korupsi

Anggota Komisi III: Pansel KPK Harus Paham Persoalan Pemberantasan Korupsi

Nasional
KSAL: Pembangunan Scorpene 7 Tahun, Indonesia Perlu Kapal Selam Interim

KSAL: Pembangunan Scorpene 7 Tahun, Indonesia Perlu Kapal Selam Interim

Nasional
Pemerintahan Prabowo-Gibran Diminta Utamakan Peningkatan Pendidikan daripada Insfrastuktur

Pemerintahan Prabowo-Gibran Diminta Utamakan Peningkatan Pendidikan daripada Insfrastuktur

Nasional
UU Kementerian Negara Direvisi Usai Prabowo Ingin Tambah Jumlah Menteri, Ketua Baleg: Hanya Kebetulan

UU Kementerian Negara Direvisi Usai Prabowo Ingin Tambah Jumlah Menteri, Ketua Baleg: Hanya Kebetulan

Nasional
Dewan Pers Tolak Revisi UU Penyiaran Karena Melarang Media Investigasi

Dewan Pers Tolak Revisi UU Penyiaran Karena Melarang Media Investigasi

Nasional
Khofifah Mulai Komunikasi dengan PDI-P untuk Maju Pilkada Jatim 2024

Khofifah Mulai Komunikasi dengan PDI-P untuk Maju Pilkada Jatim 2024

Nasional
Gerindra Tegaskan Kabinet Belum Dibahas Sama Sekali: Prabowo Masih Kaji Makan Siang Gratis

Gerindra Tegaskan Kabinet Belum Dibahas Sama Sekali: Prabowo Masih Kaji Makan Siang Gratis

Nasional
Rapat Paripurna DPR: Pemerintahan Baru Harus Miliki Keleluasaan Susun APBN

Rapat Paripurna DPR: Pemerintahan Baru Harus Miliki Keleluasaan Susun APBN

Nasional
Dasco Sebut Rapat Pleno Revisi UU MK yang Dilakukan Diam-diam Sudah Dapat Izin Pimpinan DPR

Dasco Sebut Rapat Pleno Revisi UU MK yang Dilakukan Diam-diam Sudah Dapat Izin Pimpinan DPR

Nasional
Amankan Pria di Konawe yang Dekati Jokowi, Paspampres: Untuk Hindari Hal Tak Diinginkan

Amankan Pria di Konawe yang Dekati Jokowi, Paspampres: Untuk Hindari Hal Tak Diinginkan

Nasional
12.072 Jemaah Haji dari 30 Kloter Tiba di Madinah

12.072 Jemaah Haji dari 30 Kloter Tiba di Madinah

Nasional
Achanul Qosasih Dicecar Kode “Garuda” Terkait Transaksi Rp 40 Miliar di Kasus Pengkondisian BTS 4G

Achanul Qosasih Dicecar Kode “Garuda” Terkait Transaksi Rp 40 Miliar di Kasus Pengkondisian BTS 4G

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com