Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Kembali Sindir Budaya Politik Asal Santun dan Antikritik

Kompas.com - 02/04/2014, 16:02 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
— Ketua Dewan Pembina DPP Partai Gerindra kembali menyindir politikus yang berperilaku bohong. Ia menilai budaya politik itu telah mewabah meski sebenarnya tidak baik untuk ditiru.

Prabowo menjelaskan, beberapa waktu ini ada tokoh politik nasional yang tampil santun untuk menutupi kebohongannya. Ia menolak mengikuti cara seperti itu, terlebih jika alasannya hanya untuk mendapat simpatik publik.

"Budaya politik baru, bohong enggak apa-apa yang penting santun. Mencuri, korupsi, menjual negara enggak apa-apa, yang penting santun," kata Prabowo di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Rabu (2/4/2014).

Pernyataan ini serupa dengan sajak "Asal Santun" yang ia sampaikan dalam kampanye Partai Gerindra di Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (23/3/2014). Bakal calon presiden dari Gerindra itu tidak menyebutkan sosok politikus yang dianggap melakukan kebohongan tersebut.

Prabowo menyebutkan, situasi semakin memprihatinkan ketika ada figur politik yang antikritik. Semua kritik yang ditujukan kepada tokoh tersebut selalu menjadi bumerang untuk si pemberi kritik.

"Kita mau bicara apa adanya, dibilang kasar, bahkan dibilang sadis. Saya diajarkan mengatakan benar untuk yang benar, kalau salah, ya salah," ujarnya.

Prabowo lagi-lagi tidak menjelaskan siapa figur yang disindirnya. Namun, ia berharap publik dapat lebih cerdas dan peka melihat persoalan bangsa yang rumit sehingga perlu langkah serius dalam menyelesaikannya.

Dalam sebuah diskusi di Jakarta akhir pekan lalu, pengamat politik Tjipta Lesmana menilai sindiran yang dilontarkan oleh Prabowo sangat tidak rasional. Sindiran yang dimaksud Tjipta adalah saat Prabowo mengatakan ada calon presiden boneka yang ditengarai ditujukan untuk bakal capres dari PDI Perjuangan Joko Widodo alias Jokowi. "Terlalu sadis sindiran Prabowo ini," kata Tjipta, Sabtu (29/3/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com