Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Habibie Kritik Rencana Pembelian Tank Leopard

Kompas.com - 26/03/2014, 23:22 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie mengkritik keputusan Kementerian Pertahanan yang membeli tank Leopard. Menurut dia, tank Leopard tak cocok sebagai alutsista pertahanan Indonesia.

"Kita impor tank Leopard itu untuk apa? Itu kan untuk negara padang pasir, bukan negara maritim. Skenario perang berubah, sekarang pembuat tank itu mencari orang yang mau bayar besi tuanya. Pakai dong otaknya," ujar Habibie saat memberikan pidato penutup dalam seminar "Uji Publik Capres 2014: Mencari Pemimpin Muda Berkualitas" yang diadakan The Habibie Center, di Jakarta, Rabu (26/3/2014) siang.

Apalagi, lanjut Habibie, tank tersebut beratnya mencapai 60 ton. Alat seberat itu, menurut dia, tidak akan cocok untuk dioperasikan di Indonesia. 

"Belum tentu bisa lewat jembatan, tidak kuat nanti jembatannya. Dan, saya dengar akan datang langsung 120 (buah), mau taruh di mana?" ujarnya.

Habibie meyakini bahwa pihak Kementerian Pertahanan sudah mengetahui mengenai kondisi-kondisi teknis itu. Namun, menurut dia, Kemenhan sepertinya lebih mementingkan unsur ekonomi dibandingkan unsur teknis dari pembelian tank itu.

"Itu otak ekonomi, otak dagang, mumpung murah, jadinya dibeli. Saya tidak mau kritik siapa pun juga, saya cuma mau peringatkan anak cucu intelektual saya," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Pertahanan membeli 42 unit tank tempur utama Leopard 2A4 dan 61 unit tank tempur utama Leopard Revolution. Bersamaan dengan itu, Kemenhan juga mendatangkan 50 unit tank tempur medium Marder yang kesemuanya berasal dari pabrikan asal Jerman, Rheinmenttal. Komisi I DPR dan Kemenhan sudah sepakat menganggarkan dana 280 juta dollar AS untuk membeli alutsista yang diperuntukkan TNI AD tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com