Sebelumnya, Jumat (14/3/2014) siang, Jokowi mengatakan sudah mendapat mandat dari Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk menjadi calon presiden dari partai itu dan dia menyatakan siap.
“Tidak ada, saya belum pernah komunikasi. (Dengan Megawati juga) belum,” kata Kalla saat berbincang dengan sejumlah wartawan di kediamannya, di Jakarta, Jumat malam. Dia pun menolak berkomentar ketika ditanya apa tanggapannya bila benar-benar diminta menjadi calon wakil presiden bagi Jokowi.
Menurut Kalla, pemilu butuh proses. Partai politik yang hendak mengusung pasangan calon presiden tetap harus melihat hasil pemilu legislatif. "Saya tak mau komentar," tepis dia.
Meski demikian, sebelumnya Kalla mengatakan siap bila ada yang memintanya menjadi calon wakil presiden bagi Jokowi. Selama untuk kebaikan bangsa, Kalla mengatakan tak akan menolak permintaan itu.
"Saya tidak pernah menolak. Kalau untuk bangsa, kita harus siap. Itu kan untuk berbuat yang terbaik dengan bangsa ini," kata Kalla, di Jakarta, Senin (10/3/2014) malam. Namun, dia mengaku tidak mau terlalu banyak berspekulasi dulu.
Selain itu, sejumlah hasil survei juga menyatakan Jokowi dan Kalla sebagai pasangan yang tepat untuk Pemilu Presiden 2014. Hasil survei Pusat Data Bersatu (PDB) beberapa waktu lalu, misalnya, menyebut Jokowi dan Kalla adalah pasangan yang paling ideal.
"Pasangan itu memiliki elektabilitas yang tinggi dibandingkan pasangan lain,” kata peneliti PDB Didik J Rachbini saat acara "Catatan Politik 2014, Survei Popularitas dan Elektabilitas Capres" di Jakarta, Jumat (17/1/2014).
Berdasarkan survei PDB, tingkat elektabilitas pasangan Jokowi dan Kalla mencapai 17,4 persen. Kendati demikian, Didik mengungkapkan, jika masih banyak masyarakat yang belum menentukan pilihan untuk pasangan capres dan cawapres.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.