Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

JPPR: Ada 5 Titik Rawan di Pemilu 2014

Kompas.com - 02/03/2014, 18:15 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) menilai ada lima titik rawan dalam proses Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. Pertama, adalah masalah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang telah diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Pertama, soal DPT, ada pemilih ganda, pemilih meninggal, hingga pemilih tak terdata," ujar Koordinator Nasional JPPR, M Afifuddin dalam diskusi bertajuk "Inisiatif Pengawasan Pemilu 2014" di Jakarta, Minggu (2/3/2014).

Terbukti, masalah DPT tersebut pernah diprotes oleh sejumlah partai politik peserta Pemilu 2014.

Titik rawan kedua, lanjut Afif yaitu masalah pelaporan dana kampanye parpol peserta Pemilu. Parpol diminta secara transparan mengungkapkan dana kampanye yang didapatnya. "Pelaporan dana kampanye, adakah kesesuaian antara laporan dan penggunaan?" kata Afif.

Masalah ketiga, yaitu kampanye terselubung yang dilakukan sebelum masa kampanye. Menurut Alif, saat ini banyak partai politik maupun tokoh politik yang mulai memperkenalkan diri lewat media massa. Di antaranya, muncul dalam iklan-iklan di televisi. Hal ini menurut Afif, tidak adil bagi parpol peserta Pemilu lainnya.

Titik rawan keempat adalah kecurangan di tempat pemungutan suara, mulai dari proses pemungutan suara hingga perhitungan.

"Titik rawan berikutnya di netralitas penyelenggara pemilu yaitu KPU dan Bawaslu atau Panwaslu yang mengawasi," ujarnya.

Untuk itu, masyarakat diminta ikut memantau berjalannya pesta demokrasi 2014 tersebut dan melaporkan jika ada pelanggaran pemilu. Afif menjelaskan, partisipasi masyarakat dalam pemilu diperlukan untuk berjalannya pemilu yang berlangsung jujur dan adil.

"Pemantauan dan melaporkan pelanggaran pemilu juga untuk memunculkan psikologi ketakutan melakukan pelanggaran bagi parpol, kandidat, maupun penyelenggara pemilu," terang Afif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang SYL, KPK Hadirkan Sejumlah Pegawai Kementan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Sejumlah Pegawai Kementan Jadi Saksi

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Lansia Manfaatkan Rukhsah Saat Beribadah

Kemenag Imbau Jemaah Haji Lansia Manfaatkan Rukhsah Saat Beribadah

Nasional
Kemenag Akan Gelar Sidang Isbat Lebaran Idul Adha 7 Juni 2024

Kemenag Akan Gelar Sidang Isbat Lebaran Idul Adha 7 Juni 2024

Nasional
Romlah Melawan Katarak demi Sepotong Baju untuk Sang Cucu

Romlah Melawan Katarak demi Sepotong Baju untuk Sang Cucu

Nasional
“Deal” Politik Nasdem dan PKB Bakal Jadi Penentu Dukungan untuk Anies Maju pada Pilkada Jakarta 2024

“Deal” Politik Nasdem dan PKB Bakal Jadi Penentu Dukungan untuk Anies Maju pada Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Bendum dan Wabendum Partai Nasdem Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Bendum dan Wabendum Partai Nasdem Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Nasional
Tak Khawatirkan Gempa di Senabang Aceh, Risma: Posisinya di Laut...

Tak Khawatirkan Gempa di Senabang Aceh, Risma: Posisinya di Laut...

Nasional
PKS Minta Uang Program Tapera Tidak Dipakai untuk Proyek Risiko Tinggi seperti IKN

PKS Minta Uang Program Tapera Tidak Dipakai untuk Proyek Risiko Tinggi seperti IKN

Nasional
DPR Akan Panggil Pemerintah Terkait Polemik Pemotongan Gaji untuk Tapera

DPR Akan Panggil Pemerintah Terkait Polemik Pemotongan Gaji untuk Tapera

Nasional
Diminta Perbanyak Renovasi Rumah Lansia, Risma: Mohon Maaf, Anggaran Kami Terbatas

Diminta Perbanyak Renovasi Rumah Lansia, Risma: Mohon Maaf, Anggaran Kami Terbatas

Nasional
Hari Ini, Ahmad Sahroni Jadi Saksi di Sidang SYL

Hari Ini, Ahmad Sahroni Jadi Saksi di Sidang SYL

Nasional
Partai Buruh Tolak Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Singgung Cicilan Rumah Subsidi

Partai Buruh Tolak Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Singgung Cicilan Rumah Subsidi

Nasional
Istri, Anak, dan Cucu SYL Kembali Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

Istri, Anak, dan Cucu SYL Kembali Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anak SYL Disentil Hakim | Jampidsus Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan Pemufakatan Jahat

[POPULER NASIONAL] Anak SYL Disentil Hakim | Jampidsus Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan Pemufakatan Jahat

Nasional
Tanggal 2 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com