Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu Nur Mahmudi, Habibie Bahas soal Pemimpin Populer

Kompas.com - 27/01/2014, 18:10 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden ke-3 Republik Indonesia BJ Habibie kembali mengingatkan rakyat agar tidak memilih pemimpin populer pada Pemilu 2014. Kali ini, Habibie menyampaikan hal tersebut saat bertemu dengan Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail beserta rombongan di kediamannya di Kuningan, Jakarta, Senin (27/1/2014).

Sebelumnya, Habibie juga sempat membahas mengenai pemimpin yang populer ini saat berpidato di acara Jurkamnas Partai Golkar, Sabtu (25/1/2014). Nur Mahmudi beserta rombongan yang terdiri dari staf Wali Kota Depok tiba di kediaman Habibie sekitar pukul 16.15 WIB. Awalnya, Nur membanggakan keberhasilan kota Depok kepada Habibie.

"Setelah silaturahim beberapa waktu lalu, kita mengerjakan beberapa hal. Berkat kekompakan teman-teman, kami menjadi kota paling banyak menanam pohon di Jawa Barat. Kami juga membangun bank sampah di kawasan masyarakat sehingga terus memotivasi masyarakat supaya tidak membuang sampah sembarangan sehingga bisa mengatasi banjir," jelasnya.

Habibie pun dengan singkat mengucapkan selamat atas keberhasilan Nur itu. Selanjutnya, Nur kembali meminta arahan kepada Habibie untuk menghadapi permasalahan-permasalahan ke depannya. Hal ini tak terkecuali untuk menghadapi tahun politik 2014 kali ini.

Saat itulah Habibie kembali menyinggung masalah capres populer. Menurutnya, di Pemilu 2014 nanti, rakyat Indonesia harus bisa memilih pemimpin yang mampu mengatasi berbagai masalah, bukan justru memilih pemimpin yang hanya menang secara popularitas.

"Pilihlah seorang tokoh yang mampu, mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan berbagai masalah. Bukan memilih dia jadi pimpinan karena populer," ujarnya.

Menurutnya, dengan memilih pemimpin yang cakap, maka berbagai permasalahan di Indonesia bisa diatasi. Sebaliknya, jika yang dipilih oleh masyarakat hanyalah pemimpin populer yang kerap muncul di panggung media, maka permasalahan yang dimiliki rakyat tidak akan teratasi dengan baik.

"Jadi harus yang tepat. Di setiap masyarakat memang ada yang populer yang selalu muncul ke panggung. Tapi kita harus memilih yang punya kemampuan. Kalau itu yang dipilih, enggak ada yang sengsara bangsa Indonesia, makmur semuanya," ujarnya.

Sayangnya, belum selesai Habibie menjelaskan lebih jauh mengenai masalah pemimpin yang populer itu, awak media tiba-tiba diminta menunggu di luar. Pertemuan yang semula dilangsungkan secara terbuka, menjadi tertutup untuk peliputan media.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com