Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Banjir Minta Nama Bayi dari KSAD

Kompas.com - 26/01/2014, 22:49 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Banjir kali ini terasa istimewa bagi Suryani (37), warga Kebon Pala, Jatinegara, Jakarta Timur. Di tengah musibah tahunan itu, dia tidak hanya mendapat anak laki-laki yang baru lahir, tetapi juga sebuah nama istimewa dari Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman.

Wanti Mirzanti, istri Budiman, menghampiri seorang ibu yang tengah menggendong bayi begitu turun dari bus rombongan KSAD di posko pengungsian banjir Gereja GPIB Koinonia, Jatinegara, Jakarta Timur, Minggu (26/1/2014). Sang ibu pasrah memberikan bayi dalam gendongannya kepada ibu pejabat itu. Ada raut haru dan bangga di wajahnya.

Bayi laki-laki itu baru berusia lima hari. Konon, tali pusarnya belum diputus. Karenanya, sang bayi belum diberi nama. "Kata orangtua, kalau tali pusar belum habis belum boleh dikasih nama," ujar Suryani, ibunda bayi itu.

Wanti bertanya mengenai nama yang akan diberikan kepada bayi itu. "Saya mau seperti nama bapak (KSAD) saja deh," kata Suryani.

Perdebatan kecil mulai terjadi, ada yang menyebutkan agar diberi saja nama yang sama persis dengan nama jenderal bintang empat itu, "Budiman". Ada pula yang mengusulkan cukup nama "Budi" saja. "Ya sudah 'Budi' saja biar agak modern," kata Budiman. "Budi siapa?" tanya Suryani lagi. Beberapa usulan nama kembali mencuat. "Kalau mau pintar, kasih nama 'Cendekia' saja, Bu. Biar jadi cendekiawan. Artinya orang yang pandai," kata Budiman.

Suryani pun menerima nama pemberian Budiman. Tanpa mencatat di kertas, apalagi buku, Suryani hanya mencatat bakal nama anaknya dalam ingatannya. "Saya sudah ingat," kata ibu tiga anak itu.

Suryani harus mengungsi dari rumahnya di Kebon Pala dalam kondisi hamil tua sejak Minggu (12/1/2014) lalu. Di pengungsian di GPIB Koinonia, ia tidur bersama warga lainnya. Layaknya pengungsi lain, ia beraktivitas seperti biasa. Hingga pada Selasa malam, perempuan itu merasakan kontraksi yang begitu kuat.

"Di bawah tangga itu saya kontraksi dan tidak kuat lagi. Lalu saya dibawa ke rumah sakit," kisahnya.

Suryani melahirkan melalui proses operasi persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Budhi Asih. Beruntung, biaya operasi dan perawatannya ditanggung pemerintah daerah. Suryani sempat menyesali nasib putra bungsunya karena harus lahir dari posko pengungsian. Namun, pemberian nama dari seorang KSAD membuat penyesalannya menguap. Yang ada kini hanya rasa bangga dan harapan yang tinggi agar kelak putranya menjadi seorang cendekiawan yang berbudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinjau TKP Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Tinjau TKP Kecelakaan Bus di Ciater Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Nasional
Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Nasional
ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Nasional
Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Nasional
KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

Nasional
Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Nasional
Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Nasional
Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Nasional
Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Nasional
Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com