Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPP Peringati Haul Keempat Gus Dur

Kompas.com - 14/01/2014, 21:21 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyelenggarakan peringatan Haul Keempat mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Peringatan ini sekaligus merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Ketua Umum PPP Suryadharma Ali mengatakan, peringatan haul ini merupakan bentuk rasa hormat PPP kepada mantan presiden RI keempat tersebut. Menurutnya, Gus Dur merupakan presiden yang banyak menelorkan pemikiran yang hebat bagi kemajuan Indonesia.

"Pemikiran Gus Dur berkaitan dengan pluralisme, demokrasi, dan humanisme. Itu semua membuat kita rindu pada pemikirannya," kata Suryadharma di kantor DPP PPP di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (14/1/2014).

Dalam peringatan haul tersebut turut hadir sejumlah tokoh, diantaranya Sekjen PPP Romahurmuziy dan tokoh Gus Durian (sebutan bagi pengikut Gus Dur) Rizal Ramli.

Suryadharma menambahkan, menjelang pelaksanaan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014, masih banyak pemikiran Gus Dur yang memiliki relevansi bagi kemajuan bangsa. Untuk itu, sudah sepantasnya bagi setiap calon pemimpin bangsa untuk mengimplementasikan pemikiran Gus Dur.

"Kita diingatkan betapa pentingnya pluralisme. Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai suku, adat, dan agama. Pemikiran Gus Dur akan memperkuat negara kita," ujarnya.

Selain itu, ia menambahkan, cita-cita Gus Dur untuk menjadikan Indonesia sebagai negara demokrasi masih panjang.

"Indonesia adalah negara besar yang menganut sistem demokrasi. Karena demokrasi adalah alat untuk membawa negara baik dan berkeadilan. Maka menjadi sesuatu yang wajib untuk menggelorakan itu semua," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com