Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mbak Mega Tak Pernah Cemburu Sama Jokowi"

Kompas.com - 09/01/2014, 10:55 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP PDI Perjuangan Maruarar Sirait mengatakan, situasi di internal partainya masih kondusif dan tak terpecah. Hal itu ia katakan menanggapi dukungan masyarakat untuk kader PDI Perjuangan Joko Widodo alias Jokowi menjadi calon presiden di periode 2014-2019, melebihi dukungan untuk Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

"Mbak Mega tak pernah cemburu sama Jokowi, hubungannya tetap harmonis. Coba kalau Agung Laksono lebih tinggi (elektabilitasnya) dari Ical, atau Fadli Zon lebih tinggi dari Prabowo, gimana? Tapi, di kita semuanya tetap harmonis," kata Maruarar saat dihubungi, Kamis (9/1/2014).

Maruarar menjelaskan, harmonisnya hubungan Megawati dan Jokowi dilandasi oleh tiga hal, yaitu kesamaan ideologis, historis, dan terjalinnya komunikasi yang baik. Dari sisi ideologis, Maruarar menilai Megawati dan Jokowi sebagai anak ideologis dari Bung Karno. Pasalnya, kebijakan dan sikap politik keduanya selalu sesuai dengan pemikiran serta gagasan yang telah diajarkan oleh Bung Karno.

Mengenai historis, menurutnya, Mega dan Jokowi telah telah sejak lama terlibat dalam pergerakan politik sebelum nama Gubernur DKI Jakarta itu melambung sebagai figur potensial untuk menjadi pemimpin nasional, misalnya, saat Jokowi maju sebagai calon wali kota Solo, atau saat bertarung menjadi calon gubernur di Jakarta.

Dalam dua pemilihan kepala daerah itu, kata Maruarar, Megawati tak segan turun langsung menjadi juru kampanye dan memimpin rapat-rapat pemenangan Jokowi. "Hubungan historis itu sudah panjang dan dalam. Sampai sekarang masih baik," ujarnya.

Selanjutnya, kata dia, seluruh mesin PDI Perjuangan juga sangat percaya dengan semua keputusan yang diambil Mega. Hal itu sesuai dengan amanat Kongres III PDI Perjuangan pada 2010.

Bagi Maruarar, kepercayaan internal partainya terhadap Megawati dilatari oleh rekam jejak Megawati di kancah politik nasional. Dalam hal ini, Megawati dianggap memiliki pandangan yang visioner, tepat, dan bijaksana.

Semuanya tampak dari keputusan Megawati mengusung Jokowi sebagai calon gubernur DKI Jakarta, Ganjar Pranowo di Jawa Tengah, dan Tri Rismaharini di Kota Surabaya. Awalnya, banyak yang pesimistis dengan keputusan Megawati hingga akhirnya menang.

"Mbak Mega punya insting politik yang kuat. Terlihat juga saat kita menolak masuk dalam Setgab (koalisi). Bayangkan kalau kita berjuang dari dalam (koalisi) dengan kondisi seperti sekarang ini," pungkasnya.

Seperti diberitakan, di kalangan internal PDI-P masih banyak pengikut setia Megawati meskipun survei terakhir Kompas memperlihatkan sebagian kader yang semula memilih Megawati beralih ke Jokowi.

Hasil survei Kompas, Jokowi mendapat dukungan 17,7 persen pada survei pertama, Desember 2012. Setahun kemudian, dukungan untuk Jokowi melejit menjadi 43,5 persen. Adapun elektabilitas Megawati melorot dari 9,3 persen menjadi 6,1 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat 'Nyantol'

Di Hadapan Wapres, Ketum MUI: Kalau Masih Ada Korupsi, Kesejahteraan Rakyat "Nyantol"

Nasional
Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok Email Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Polri Tangkap 5 Tersangka Penipuan Berkedok Email Palsu, 2 di Antaranya WN Nigeria

Nasional
Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Terobosan Menteri Trenggono Bangun Proyek Budi Daya Ikan Nila Salin Senilai Rp 76 Miliar

Nasional
Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Terdakwa Korupsi Tol MBZ Pakai Perusahaan Pribadi untuk Garap Proyek dan Tagih Pembayaran

Nasional
Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Ma’ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com