Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2014, PAN Bisa Saja Berpisah dengan Demokrat

Kompas.com - 04/12/2013, 07:45 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Menjelang pesta demokrasi 2014, partai-partai politik mulai menyusun strategi. Baik untuk pemenangan pemilu, maupun memilih kawan berkoalisi. Partai Amanat Nasional (PAN) pun mulai memetakan partai mana yang akan menjadi mitra koalisi. Selama hampir lima tahun, PAN terbilang cukup harmonis berkoalisi dengan Partai Demokrat.

Melihat perkembangan dan kondisi Demokrat saat ini, apakah PAN masih tertarik berkoalisi dengan partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono itu?

Wakil Ketua Umum DPP PAN Dradjad Wibowo mengatakan, partainya masih melihat segala peluang dalam pemilu mendatang. Semua partai diperlakukan sama.

Kompas/Lucky Pransiska Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional Drajad Wibowo (tengah) dan Sekretaris Jenderal PAN Taufik Kurniawan menyerahkan daftar calon sementara anggota legislatif ke Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Senin (22/4). Hari terakhir penyerahan DCS, delapan partai politik menyerahkan daftar nama calon sementara anggota legislatif kepada KPU untuk diverifikasi.
“Tidak harus dengan partai X dan partai Y. Bukan tidak mungkin tidak berkoalisi dengan Partai Demokrat. Bisa saja terjadi,” ujar Dradjad, saat berkunjung ke Kantor Redaksi Kompas.com, Selasa (3/12/2013).

Demokrat pun mendapatkan porsi peluang yang sama dengan partai lain. Menurut Dradjad, koalisi yang terjadi pada pemilu mendatang akan sangat tergantung pada hasil pemilihan legislatif.

Dalam amatannya, Pemilu 2014 hanya akan membentuk dua kutub besar, yakni koalisi yang dipimpin Partai Golkar dan koalisi yang dipimpin PDI Perjuangan. Posisi Partai Demokrat, sebut Dradjad, akan menjadi partai menengah.

“Skenarionya, Partai Demokrat bisa saja akan menjadi kekuatan di partai menenengah menjadi kelompok ketiga. Tapi bukan tidak mungkin, PAN juga bisa memimpin kelompok itu,” ucap Dradjad.

Target PAN

Mantan anggota DPR periode 2004-2009 ini, menjelaskan, PAN menargetkan 77 kursi, atau masing-masing 1 kursi di tiap daerah pemilihan. Saat ini, kata Dradjad, PAN sudah optimis mendapat 56 kursi. Sisanya, akan digenjot hingga mendekati pelaksanaan pemungutan suara pada April 2014.

“Kalau PAN mencapai sesuai target, maka PAN bisa memimpin koalisi partai menenangah dengan mengusung Bang Hatta Rajasa sebagai capres sesuai amanat Rapat Kerja Nasional 2011," kata dia.

Pada Pemilu 2009 lalu, PAN memutuskan berkoalisi dengan Partai Demokrat dan partai-partai lain yang tergabung pada Sekretariat Gabungan. Sebelum koalisi terbentuk, Hatta Rajasa, yang kini menjabat Menko Perekonomian, disebut-sebut akan menjadi wakil presiden mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, SBY akhirnya memilih Boediono sebagai wakilnya, dan Hatta hanya diberikan posisi Ketua tim pemenangan SBY-Boediono.

Hubungan PAN dan Demokrat kian “mesra” setelah anak petinggi kedua partai ini menikah. Putra kedua SBY, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menikahi putri kedua Hatta, Siti Ruby Aliya Rajasa. Pernikahan dilangsungkan di Istana Cipanas pada November 2011. Beberapa politisi Partai Demokrat saat itu mengatakan, pernikahan ini menjadi bukti koalisi abadi yang terjalin antara Partai Demokrat dengan PAN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang SYL, KPK Hadirkan Sejumlah Pegawai Kementan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Sejumlah Pegawai Kementan Jadi Saksi

Nasional
Kemenag Imbau Jemaah Haji Lansia Manfaatkan Rukhsah Saat Beribadah

Kemenag Imbau Jemaah Haji Lansia Manfaatkan Rukhsah Saat Beribadah

Nasional
Kemenag Akan Gelar Sidang Isbat Lebaran Idul Adha 7 Juni 2024

Kemenag Akan Gelar Sidang Isbat Lebaran Idul Adha 7 Juni 2024

Nasional
Romlah Melawan Katarak demi Sepotong Baju untuk Sang Cucu

Romlah Melawan Katarak demi Sepotong Baju untuk Sang Cucu

Nasional
“Deal” Politik Nasdem dan PKB Bakal Jadi Penentu Dukungan untuk Anies Maju pada Pilkada Jakarta 2024

“Deal” Politik Nasdem dan PKB Bakal Jadi Penentu Dukungan untuk Anies Maju pada Pilkada Jakarta 2024

Nasional
Bendum dan Wabendum Partai Nasdem Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Bendum dan Wabendum Partai Nasdem Jadi Saksi di Sidang SYL Hari Ini

Nasional
Tak Khawatirkan Gempa di Senabang Aceh, Risma: Posisinya di Laut...

Tak Khawatirkan Gempa di Senabang Aceh, Risma: Posisinya di Laut...

Nasional
PKS Minta Uang Program Tapera Tidak Dipakai untuk Proyek Risiko Tinggi seperti IKN

PKS Minta Uang Program Tapera Tidak Dipakai untuk Proyek Risiko Tinggi seperti IKN

Nasional
DPR Akan Panggil Pemerintah Terkait Polemik Pemotongan Gaji untuk Tapera

DPR Akan Panggil Pemerintah Terkait Polemik Pemotongan Gaji untuk Tapera

Nasional
Diminta Perbanyak Renovasi Rumah Lansia, Risma: Mohon Maaf, Anggaran Kami Terbatas

Diminta Perbanyak Renovasi Rumah Lansia, Risma: Mohon Maaf, Anggaran Kami Terbatas

Nasional
Hari Ini, Ahmad Sahroni Jadi Saksi di Sidang SYL

Hari Ini, Ahmad Sahroni Jadi Saksi di Sidang SYL

Nasional
Partai Buruh Tolak Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Singgung Cicilan Rumah Subsidi

Partai Buruh Tolak Gaji Karyawan Dipotong untuk Tapera, Singgung Cicilan Rumah Subsidi

Nasional
Istri, Anak, dan Cucu SYL Kembali Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

Istri, Anak, dan Cucu SYL Kembali Jadi Saksi dalam Sidang Hari Ini

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anak SYL Disentil Hakim | Jampidsus Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan Pemufakatan Jahat

[POPULER NASIONAL] Anak SYL Disentil Hakim | Jampidsus Dilaporkan ke KPK Atas Dugaan Pemufakatan Jahat

Nasional
Tanggal 2 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com