Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bawaslu Kaji Ukuran Sah Lubang Pencoblosan Kertas Suara

Kompas.com - 25/11/2013, 06:16 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com — Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Muhammad mengatakan, lembaga ini akan merekomendasikan beberapa ukuran standar lubang pencoblosan kertas suara untuk Pemilu 2014. Suara akan dinyatakan sah bila memenuhi ukuran standar itu.

"Kami saat ini sedang mengkaji dengan para ahli berapa ukuran standar lubang dinyatakan sah saat paku dicobloskan di kertas suara ketika pemilu nanti," kata Muhammad, saat menutup pelatihan pengawasan pemilu bagi media massa dan organisasi masyarakat di Bengkulu, Minggu (24/11/2013).

Muhammad mengatakan, tujuan pengaturan ukuran lubang coblosan di kertas suara ini adalah menekan kecurangan. Selain itu, pada Pemilu 2009, menurut dia, terjadi banyak gambar calon legislatif yang terkena coblosan, bahkan sampai hilang seluruh bagian wajah.

"Hasil temuan Bawaslu, lubang besar yang menghilangkan wajah atau kumis tersebut adalah hasil praktik dari jual beli suara," kata Muhammad. Menurut dia, modus jual beli suara itu mengharuskan pemilih membawa gambar wajah atau ciri identik calon yang dicoblos untuk ditukar dengan sejumlah uang.

"Ciri identik itu bisa berupa kumis. Jadi jangan heran pada pemilu sebelumnya pada saat penghitungan suara ada gambar caleg yang kumisnya hilang, karena dijadikan barang bukti untuk mendapatkan uang dari caleg yang mensponsori, jadi serahkan bukti pencoblosan baru uang dapat," papar Muhammad.

Selain ukuran lubang pencoblosan, Bawaslu berencana mengeluarkan rekomendasi aturan agar pemilih tak diperkenankan membawa kamera dan peralatan elektronik lain yang dapat merekam gambar, saat memasuki tempat pemungutan suara.

Seluruh rekomendasi tersebut akan disampaikan kepada KPU sebagai bukti bahwa Bawaslu bertekad meningkatkan kepercayaan masyarakat pada lembaga penyelenggara KPU. "Itu tantangan buat kami," ujar Muhammad. Rekomendasi disampaikan bersamaan dengan tindakan tegas yang juga dijatuhkan pada peserta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com