Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Megawati Dikatakan Nikmati Drama Politik

Kompas.com - 21/11/2013, 18:05 WIB
Indra Akuntono

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dianggap sedang menikmati drama politik nasional. Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi menanggapi sikap Megawati yang belum juga menentukan calon presiden untuk 2014.

Burhanuddin menjelaskan, Megawati sengaja mengulur waktu penentuan calon presiden PDI Perjuangan dengan tujuan agar fokus pada perkembangan politik nasional tetap tertuju kepadanya. Menurut Burhanuddin, perhatian publik pada Megawati akan lenyap saat PDI Perjuangan mendeklarasikan bahwa calon presiden yang akan diusung di tahun depan adalah Joko Widodo atau Jokowi.

Pasalnya publik menyadari, meski Jokowi saat ini menjadi bintang, nasib pencalonannya sebagai presiden hanya akan terwujud jika mendapat restu dari Megawati. "Mega sedang menikmati drama ini agar semua gerak-geriknya diperhatikan. Kalau Megawati segera memutuskan Jokowi, maka Mega akan dilupakan. Apa yang menarik dari Ibu Mega (saat Jokowi jadi capres PDI-P)?" kata Burhanuddin di Jakarta, Kamis (21/11/2013).

Selain sedang menikmati drama politik, Megawati juga diyakininya ingin mengambil langkah politik yang cerdas. Ia yakin, Megawati ingin menguji betul hasil survei yang ada dan terus memantau elektabilitas Jokowi.

"Lalu soal internal partai, kalau Jokowi maju, bagaimana nasib keluarga Bung Karno? Apa mungkin Jokowi cawapres," pungkasnya.

Untuk diketahui, Megawati memiliki wewenang penuh untuk menentukan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan diusung PDI Perjuangan pada 2014. Hasil Rapat Kerja Nasional III PDI Perjuangan yang digelar di Jakarta beberapa bulan lalu merekomendasikan kepada Megawati agar pasangan calon presiden dan calon wakil presiden disampaikan pada momentum yang tepat sesuai dengan dinamika politik nasional, kesiapan jajaran internal, dan kepentingan ideologis partai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com