Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Budi Mulya: Dewan Gubernur Perkirakan Century Berdampak Sistemik

Kompas.com - 20/11/2013, 20:47 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Budi Mulya, menegaskan bahwa Dewan Gubernur Bank Indonesia memang memperkirakan kalau kegagalan Bank Century sekitar tahun 2008 dapat berdampak sistemik.

Budi pun berpendapat serupa dengan keputusan Dewan Gubernur BI yang ketika itu dipimpin Boediono. Demikian disampaikan Luhut Pangaribuan, pengacara Budi Mulya. 

"Dia juga punya pendapat serupa. Jadi memang ini ditengarai berdampak sistemik karena BI kan hanya sampai di situ. Nanti kan diteruskan ke tingkat yang lebih tinggi, yaitu KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan)," kata Luhut di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Rabu (20/11/2013).

Budi Mulya diperiksa sebagai tersangka kasus dugaan pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek dan penetapan Century sebagai bank gagal berdampak sistemik.

Menurut Luhut, kewenangan BI hanya sampai membuat analisis mengenai status Bank Century. Selanjutnya, analisis tersebut diteruskan kepada KSSK yang kemudian membahasnya dan menetapkan kegagalan Century berdampak sistemik.

"Kan diteruskan ke tingkat yang lebih tinggi, itu KSSK. Disampaikan surat ke KSSK, kemudian dibahas betul enggak ini ditengarai berdampak sistemik dan kenyataannya memang diputuskan sebagai bank gagal berdampak sistemik, kemudian diberikan yang disebut bailout itu kan," tuturnya.

Kepada wartawan, Luhut membantah kalau ada tekanan dari pihak tertentu sehingga Dewan Gubernur BI memutuskan kegagalan Century berdampak sistemik. Menurut Luhut, selama pemeriksaan kasus Budi di KPK, belum ada dugaan kalau pemberian bailout atau dana talangan Rp 6,7 triliun untuk Bank Century sudah diatur.

Menurut Luhut, analisis mengenai status Bank Century sudah dilakukan melalui parameter yang jelas. Ada satuan kerja khusus yang membuat analisis atas status Bank Century.

"Jadi kalau itu ditengarai berdampak sistemik kan ada analisis oleh satker, satuan kerja terkait. Nah waktu itu belum muncul siapa, apakah bidang pengawasan, apakah bidang yang lain, tapi ada analisis dengan parameter itu untuk menyatakan bahwa ini ditengarai berdampak sistemik, itu yang kemudian dibahas, dipresentasikan di rapat dewan gubernur, dan kemudian rapat dewan gubernur mengatakan oh iya ternyata benar, dikonfirmasi benar ini ditengarai berdampak sistemik," tutur Luhut.

KPK menetapkan Budi Mulya sebagai tersangka atas dugaan melakukan perbuatan melawan hukum atau penyalahgunaan wewenang terkait penetapan Century sebagai bank gagal berdampak sistemik dan pemberian fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP) bagi Bank Century.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com