Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPU Hapuskan NIK dalam Tampilan DPT "Online"

Kompas.com - 30/10/2013, 17:56 WIB
Deytri Robekka Aritonang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Tampilan daftar pemilih secara online yang menunjukkan nomor induk kependudukan (NIK) dikhawatirkan melanggar hak privasi penduduk. Karena itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) memutuskan tidak lagi menampilkan NIK dalam publikasi daftar pemilih di situs kpu.go.id.

"Ada masukan, bahwa ada potensi melanggar privasi (jika menampilkan NIK pemilih). Kami memahami itu, dan kami akan segera perbaiki. Yang akan kami infokan hanya: nama, jenis kelamin, nomor TPS (tempat pemungutan suara) dan kelurahan. Kita sederhanakan," ujar Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay di Gedung KPU, Jakarta, Rabu (30/10/2013).

Ia mengatakan, proses pengubahan tampilan itu bukan hal yang sulit. Jadi, kata dia, hanya dalam waktu satu atau dua jam, tampilan akan berubah. "Akan kami koreksi dalam waktu satu-dua jam," kata dia.

Dituturkannya, meski tidak lagi menampilkan NIK, warga tetap dapat mengecek eksistensi namanya dalam daftar pemilihan tetap (DPT). Dikatakannya, warga tetap dapat memasukkan NIK-nya untuk mengecek namanya. Namun, NIK itu hanya dapat diakses oleh KPU.

"Pendekatannya tetap setiap orang bisa mengecek dengan mudah. Yang akan kami rapikan adalah data yang bisa dibaca tidak semuanya," lanjutnya.

Pakar telematika dan forensik digital Ruby Alamsyah mengatakan, sistem data pemilih yang digunakan KPU tidak memiliki tingkat keamanan yang cukup. Bahkan, sistem teknologi informasi (TI) ini rawan disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu. Dia mengatakan, data yang ditampilkan dalam Sidalih terlalu transparan.

"Pihak-pihak tertentu bisa saja memanfaatkan data yang ada untuk mencari alamat orang lain untuk tujuan yang tidak baik," kata Ruby.

Menurut Ruby, ekspos data pribadi yang terlalu berlebihan akan mengganggu hak privasi seseorang. Ekspos data pribadi yang berlebihan berpotensi melanggar Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik serta Peraturan Pemerintah tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

Nasional
Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

Nasional
Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

Nasional
Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

Nasional
Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com