Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pramono: Masa Kerabat SBY di Demokrat Harus Diusir?

Kompas.com - 30/10/2013, 14:55 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com —
Bakal calon presiden dari Partai Demokrat, Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo, membantah ada dinasti Susilo Bambang Yudhoyono di Partai Demokrat. Menurut Pramono, sejumlah keluarga SBY sudah bergabung sejak awal Partai Demokrat berdiri.

"Istilah itu (dinasti politik) tidak tepat," kata Pramono di Media Center Edhie Wibowo di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (30/10/2013).

Hal itu dikatakan Pramono ketika dimintai tanggapan kritikan terhadap majunya sejumlah anggota keluarga SBY sebagai caleg DPR. Begitu pula di kepengurusan partai.

Pramono mengatakan, sulit menarik dukungan publik untuk bergabung dengan Partai Demokrat ketika awal dibentuk pada tahun 2001. Pengamatan Pramono ketika itu, banyak orang yang menolak ketika ditawari menjadi kader. Akhirnya, dia menambahkan, keluarga SBY mengajak saudara hingga para pembantu untuk membesarkan partai.

"Sampai saudara-saudara saya ke mana-mana, ketok pintu tawarin mau enggak masuk Demokrat. Tapi jarang ada yang mau. Sekarang, setelah partai jadi besar, apakah mereka yang mau pada saat itu, kakak, adik, keponakan, lalu diusir? Fair enggak? Itu namanya diskriminasi," kata Pramono.

Adik ipar SBY itu menambahkan, tidak ada aturan yang dilanggar dari keterlibatan keluarga SBY dalam Partai Demokrat. Para anggota keluarga SBY yang masuk sebagai caleg DPR, menurutnya, memang layak dan sesuai prosedur.

"Beri kesempatan bagi mereka yang baik. Enggak salah kalau memenuhi kriteria. Kalau enggak memenuhi syarat, yah pasti ditolak KPU. Semua punya kesempatan yang sama sesuai aturan yang berlaku," kata anggota Dewan Pembina Demokrat itu.

Pramono lalu curhat ketika dia mendapat kritikan saat dipilih oleh Presiden SBY menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat. Menurutnya, pemilihan itu sudah sesuai aturan, bukan karena dia adik ipar Presiden.

"Pak Edhie dikatakan jadi Kasad karena adik (ipar) Pak SBY. Ada enggak aturan yang saya langgar? Kalau saya dari pangkat Letnan terus jadi Kasad, baru enggak boleh," pungkas Pramono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com