Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: PR Mega, Menyatukan 2 Kubu di Internal PDI-P

Kompas.com - 08/09/2013, 15:57 WIB
Rahmat Fiansyah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Pengamat politik, Boni Hargens menilai bahwa internal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) terbagi dalam dua kubu soal wacana pencapresan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dalam Pemilu Presiden 2014. Ada kubu yang setuju, ada pula yang menolak.

"Ada sebagian elite di DPP (Dewan Pimpinan Pusat PDI-P) yang tidak menghendaki Jokowi menjadi calon presiden," kata Boni di Jakarta, Minggu (8/9/2013).

Menurut Boni, mereka yang menolak pencapresan Jokowi adalah kelompok Soekarnois yang menginginkan trah Soekarno sebagai calon presiden dari PDI-P. Kendati tidak menyebutkan siapa saja elite politik yang termasuk dalam kelompok Soekarnois tersebut, Boni menyebutkan mereka adalah kader-kader PDI-P yang ideologis. Ia menambahkan perbedaan dua kubu internal tersebut sebenarnya bermula pada tataran elite, bukan massa di tingkat bawah.

"Itu yang ditransfer ke bawah. Itu kemudian dikapitalisir," katanya.

Direktur Lembaga Pemilih Indonesia tersebut juga mengungkapkan Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarno Putri sebenarnya sudah legowo untuk tidak lagi mencalonkan diri sebagai presiden. Megawati, lanjutnya, lebih memikirkan kepentingan partai, terutama regenerasi kepemimpinan partai berlambang banteng tersebut.

Namun, saat ini, Mega memiliki tugas untuk mendamaikan kubu yang berseberangan tersebut.

"Megawati dengan segala kebesaran jiwanya sedang menanggung beban berat hari ini untuk mendamaikan kedua arus itu," jelasnya.

Untuk diketahui, dalam laporan lengkap usulan pandangan kelompok wilayah yang mewakili 33 DPD PDI Perjuangan, sebagian besar di antaranya mengusung nama Joko Widodo sebagai calon presiden. Hanya sebagian kecil yang mengusulkan nama Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani sebagai calon presiden.

Atas dasar itu, peluang Gubernur DKI Jakarta tersebut maju sebagai kandidat calon presiden semakin terbuka lebar. Rakernas PDI Perjuangan digelar 6-8 September 2013, di Ancol, Jakarta. Agenda utama Rakernas ini adalah konsolidasi menghadapi pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden tahun depan. Sebanyak 1.330 kader PDI Perjuangan dari seluruh Indonesia hadir dalam Rakernas hari ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Absen Sidang Etik Perdana

Nasional
Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Terbukti Selingkuh, Hakim Pengadilan Agama di Asahan Diberhentikan

Nasional
Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Dukung Program Prabowo-Gibran, Partai Buruh Minta Perppu Cipta Kerja Diterbitkan

Nasional
Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Nasional
Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com