Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PDI-P Jateng: Partai Jangan Tergesa-gesa Tetapkan Capres

Kompas.com - 06/09/2013, 08:55 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Pelaksana Harian Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan Jawa Tengah M Prakosa menyatakan pihaknya akan menyampaikan usulan agar PDI Perjuangan tidak tergesa-gesa dalam menetapkan capres. Menurut Prakosa, tahun 2013 masih terlalu dini dalam menetapkan capres yang akan diusung partai berhaluan nasionalis.

“Ibarat shalat, menetapkan capres saat ini sudah seperti shalat dzuhur padahal belum shalat subuh. Tidak ada urgensi atau hal yang mendesak untuk mengerucutkan nama, apalagi menetapkan nama,” ujar Prakosa saat dihubungi Jumat (6/9/2013).

Prakosa yang juga anggota Komisi IV DPR ini mengatakan DPD PDI Perjuangan saat ini masih mencermati perkembangan yang ada. Prakosan menegaskan DPD PDI Perjuangan tidak akan menyerahkan nama capres dalam forum rapat kerja nasional (rakernas) PDI Perjuangan ketiga yang mulai dilakukan hari ini hingga 8 September mendatang.

“Semua yang berkembang, dinamika politik saat ini bisa saja berubah, dari barat tiba-tib ake tengah sehingga ini sangat cair sekali. Jadi tidak ada manfaatnya untuk sekarang tergesa-gesa menyampaikan nama (capres),” imbuh Prakosa.

Mantan Menteri Kehutanan ini berpendapat, momentum yang tepat bagi PDI Perjuangan menetapkan capres adalah menjelang atau sesaat setelah diketahui hasil perolehan suara partai dalam pemilihan legislatif.

“Paling ideal antara bulan Maret dan April,” katanya.

Sebelum penetapan itu, Prakosa meminta agar seluruh pengurus PDI Perjuangan tidak terjebak pada wacana pilpres yang masih cukup lama. Ia meminta agar seluruh mesin partai fokus pada upaya pemenangan Pemilihan legislatif (pileg) 2014 mendatang.

Target PDI Perjuangan pada Pemilu mendatang adalah menjadi partai penguasa, tak lagi oposisi, baik di tingkat eksekutif maupun di tingkat legislatif. Oleh karena itu, Prakosa menyatakan DPD PDI Perjuangan dalam rakernas nanti hanya akan memberikan pertimbangan soal program pemerintahan yang disiapkan partainya untuk jangka pendek 5 tahun mendatang dan jangka panjang 30 tahun mendatang.

Selain pertimbangan soal pemerintahan yang tengah disusun, Prakosa mengaku DPD PDI Perjuangan juga akan menyinggung persoalan pilpres tetapi lebih kepada kriteria pemimpin nasional yang dibutuhkan untuk mengimplementasian mega proyek program pemerintahan PDI Perjuangan itu.

“Kriteria kami adalah kader partai yang berkualitas yang membawa bangsa ini ke kehidupan yang lebih baik dan berkepribadian. Karena saat ini masalah bangsa saat ini kita mulai kehilanga kedaulatan di segala bidang kehiupan,” tutur Prakosa.

Kejutan di rakernas

Senin lalu, Puan mengungkapkan rakernas PDI Perjuangan diprediksi akan memberikan kejutan. Pasalnya, rakernas itu adalah yang terakhir kalinya dilakukan PDI Perjuangan sebelum perhelatan Pemilu 2014.

Puan masih enggan mengungkap kejutan apa yang dimaksud. Tetapi, ia menuturkan agenda utama dari rakernas kali ini adalah persiapan Pemilihan Legislatif (pileg) dan Pemilihan Presiden (pilpres). Ia pun tak menampik nantinya pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di seluruh Indonesia akan menyampaikan langsung usulan nama capres ke Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Usulan-usulan itu nantinya akan menjadi pertimbangan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam memutuskan capres yang akan diusung partai berlambang banteng itu. Menjelang Rakernas, nama Joko Widodo yang juga kader PDI Perjuangan menjadi jawara dalam survei sejumlah lembaga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com