Puan menyampaikan, saat ini pro dan kontra terkait rencana mengganti nama Jalan Medan Merdeka dengan nama sejumlah tokoh telah mengemuka. Pemilik gagasan ia tuntut memberi penjelasan yang rasional dan jelas mengapa nama jalan itu harus diganti.
"Masih ada pro dan kontra. Masalahnya adalah kenapa harus diganti? Implikasinya bagaimana, harus jelas," kata Puan di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (4/9/2013).
Puan menegaskan, perubahan nama jalan protokol itu jangan dilakukan tergesa-gesa. Pasalnya, akan timbul kesan negatif, terlebih mempertaruhkan nama baik tokoh bangsa yang namanya dipilih menjadi pengganti nama jalan sebelumnya.
"Jika kemudian diganti harus clear dulu, dipertimbangkan bagaimana baiknya dan jangan terburu-buru. Kalau masih pro dan kontra, saya kira kurang baik karena yang digunakan bukan sekadar nama, melainkan nama tokoh bangsa," ujarnya.
Ketua Delegasi Panitia 17 Jimly Asshiddiqie menjelaskan, usulan tersebut muncul dari inisiatif sejumlah tokoh dalam Panitia 17. Landasannya adalah untuk meningkatkan rasa kepedulian dan rasa menghormati jasa pahlawan yang dianggap mulai berkurang.
Jimly menegaskan, selain nama Soekarno, muncul juga ide nama Hatta yang akan dibuat terpisah menjadi nama jalan di setiap ibu kota provinsi. Untuk tahap awal, nama dua proklamator itu akan diusulkan mengganti nama jalan di DKI Jakarta, yakni Jalan Medan Merdeka Selatan (Soekarno) serta Medan Merdeka Utara (Hatta) dan diharapkan terealisasi paling lambat 10 November 2013. Perubahan nama itu harus mendapat izin dari Presiden SBY.
Ke depan, kata Jimly, selain Soekarno dan Hatta, nama tokoh lain juga akan diusulkan menjadi nama jalan yang mengelilingi kawasan Monumen Nasional (Monas) di DKI Jakarta. Selain Soekarno dan Hatta, nama mantan Presiden kedua Republik Indonesia Soeharto untuk mengganti nama Jalan Medan Merdeka Barat, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin untuk mengganti nama Jalan Medan Merdeka Timur.
Saat menggelar pertemuan, sejumlah anggota Panitia 17 turut hadir, antara lain Muhamad Yamin, Eddy Kusnadi Sariatmada, Permadi Satrio Wiwoho, Andi Mapetahang Fatwa, Mooryati Sudibyo, Yazirwan Uyun, dan Aisya Prawiranegara. Panitia 17 menggelar rapat di ruang rapat Ketua MPR karena sekaligus ingin menyampaikan idenya kepada Ketua MPR RI Sidarto Danusubroto. Ikut hadir pula dalam pertemuan itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.