Olahraga jalan santai bersama Wapres yang dimulai pukul 06.00 menjadi pembuka kegiatan hari itu. Cuaca cerah dan kesejukan udara pegunungan pun begitu terasa. Setelah sejenak melakukan pemanasan, Wapres berjalan santai bersama wartawan dan sejumlah pejabat teras di lingkungan Sekretariat Wapres. Rute yang ditempuh hanya sejauh 1,8 kilometer, menyusuri hutan lindung di halaman belakang Istana Cipanas.
”Biar semangat, sepanjang jalan kita bayangkan bubur ayam,” kata Wapres menggoda wartawan, sesaat sebelum memulai berjalan santai.
Demikian cair, nyaris tanpa sekat. Itulah kesan yang mengemuka. Bukan hanya karena pakaian olahraga yang dikenakan Wapres seragam dengan yang dikenakan wartawan, melainkan juga karena wartawan agak leluasa berjalan persis di samping Wapres. Pengawalan oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) pun tidak seketat biasanya. Bahkan, pada akhir jalan santai, wartawan leluasa berfoto bersama Wapres. Sebagian hasil jepretannya mirip foto keluarga yang menggambarkan keceriaan kakek yang berpose dengan cucu-cucunya.
Tidak tampak sedikit pun raut kelelahan di wajah Wapres seusai jalan santai itu. Hal tersebut tidak mengherankan karena Wapres terbiasa berolahraga rutin di sela-sela kesibukan menjalankan tugasnya. Dalam sepekan, Wapres rutin olahraga fitness tiga kali di kantor Bank Indonesia. Itu masih ditambah joging setiap Sabtu pagi atau sore, berkeliling di halaman Hotel Borobudur dengan jarak tempuh hampir 4,9 kilometer. Wajar jika pada usia 70 tahun, Wapres tampak selalu bugar.
Sementara Wapres dan Ny Herawati bermain tenis, wartawan bersama semua pegawai menyantap sarapan pagi. Ada bubur ayam, bubur kacang hijau, juga nasi goreng lengkap dengan sayur dan lauk-pauknya.
Selepas sarapan, wartawan serta sejumlah pejabat dan pegawai Setwapres berbagi keceriaan melalui serangkaian permainan kelompok dan perlombaan memancing. Suasana cukup cair, praktis tidak ada strata pejabat, bawahan, atau wartawan.
Yang ada kekompakan, kompetisi yang kocak, dan tingkah kekanak-kanakan. Tak jarang Wapres dan Ny Herawati yang menonton permainan itu ikut terpingkal-pingkal. Praktis rasa malu harus ditanggalkan untuk sementara waktu, dalam dinamika permainan yang berlangsung hingga siang hari itu.
Sorenya, Wapres dan Ny Herawati menjamu wartawan. Wapres tampil bersahaja dengan kemeja lurik dan celana kain, begitu pun Ny Herawati yang mengenakan batik dan celana kain. Di situ wartawan dan pegawai boleh bernyanyi menghibur hadirin dengan iringan musik secara live. Hadirin juga bebas menyantap hidangan yang disediakan. Di sela-sela hiburan musik, dibagikan hadiah-hadiah perlombaan.
Saat memberikan sambutan, Wapres sempat meminta maaf jika dalam setahun ini tidak banyak berita yang keluar dari kantor Wapres.
”Saya mohon maaf kalau belum terlalu banyak berita yang bisa Anda masukkan di media. Tapi, sebanyak mungkin kami usahakan untuk memberikan berita. Saya selalu melihat posisi saya selaku Wapres, baik sebagai pemberi informasi maupun pemilik kewenangan dalam pemerintahan,” kata Wapres.
Itulah Wapres Boediono. Sekretaris Wapres Moh Oemar menggambarkan ”bos”-nya itu sebagai sosok yang penting dalam pemerintahan, tetapi tidak tampak di permukaan.
Menutup acara, Wapres menyanyikan lagu lawas berjudul ”Scarlett Ribbon”. Sebuah lagu yang mengisahkan doa seorang putri bagi ibunya, hingga mukjizat itu terjadi dari permintaan yang tulus. Lagu yang mengesankan bagi Wapres, seperti keakraban yang hadir sehari itu di Cipanas. (c wahyu haryo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.