Muchsin menuturkan, anggotanya membawa senjata tajam lantaran mendapat ancaman dari preman setempat. "Laskar kami membawanya untuk berjaga-jaga," ujar Muchsin saat dihubungi Kompas.com, Jumat (19/7/2013).
Muchsin menuding penangkapan tersebut tidak adil. Pasalnya, aparat kepolisian dituding hanya menggeledah anggotanya saja, sementara oknum preman di sekitar kawasan lokalisasi Alaska, Sukorejo, bebas.
"Ini tidak adil. FPI bawa senjata tajam yang diekspos tapi kalau preman bawa sajam tidak ditindak. Hukum harus adil dong," imbuh Muchsin.
Lebih lanjut, Muchsin menyatakan, FPI pusat segera menurunkan tim ke Sukorejo untuk membantu tiga anggotanya yang masih ditahan.
Sebelumnya, bentrok terjadi antara puluhan anggota FPI dan penduduk Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, meletup Kamis (18/7/2013). Satu orang tewas dalam peristiwa itu. Selain korban tewas, dalam bentrokan itu sedikitnya satu mobil yang ditumpangi rombongan FPI ludes dibakar massa, tiga mobil FPI lainnya dirusak massa.
Rombongan FPI gabungan dari Kendal, Temanggung, dan Kabupaten Semarang itu baru saja melakukan razia di lokasi prostitusi dan judi togel di Kota Sukorejo. Sehari sebelumnya, FPI juga merazia lokasi prostitusi di Sukorejo.
Warga setempat kesal atas ulah anggota FPI yang melakukan sweeping di wilayah mereka. Tindakan FPI dinilai menyinggung warga Sukorejo karena dianggap main hakim sendiri. Apalagi para anggota FPI bukanlah warga setempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.