Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ICW Beberkan Sumber Pendanaannya

Kompas.com - 18/07/2013, 18:02 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Abdullah Dahlan membeberkan sumber dana operasional ICW. Hal ini diungkapkan sekaligus untuk menjawab tudingan beberapa pihak tentang aliran dana ilegal untuk lembaga swadaya masyarakat antikorupsi ini.

Abdullah menjelaskan, pihaknya selalu transparan menyampaikan sumber dana yang diperoleh. Semuanya, kata dia, bisa dilihat di www.antikorupsi.org, website resmi ICW, yang juga memuat informasi tentang besarnya dukungan publik untuk ICW.

Ia melanjutkan, ada sekitar 4.000 orang yang memberi bantuan berupa sumbangan dana. Pemberian sumbangan juga diatur ketat, salah satu bentuknya adalah batas atas sumbangan individu sebesar Rp 10 juta, lalu tidak menerima asupan dana dari APBN, Bank Dunia, IMF, dan lainnya.

"Kami transparan pada dana yang diperoleh, (sumbangannya) kita batasi agar tidak ada hegemoni," kata Abdullah saat dijumpai di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (18/7/2013).

Secara tegas Abdullah menyatakan, ICW sangat selektif menerima sumbangan yang masuk, khususnya dari pihak asing. Semuanya dilakukan untuk mencegah adanya kepentingan yang mengusik independensi ICW. "Kami tidak ambil sumber dana yang berpotensi konflik kepentingan. Tidak mungkin kami terima dana dari negara karena kami mengawasi negara," ujarnya.

Untuk diketahui, sumber dana ICW sempat menjadi sorotan. Makin mengemuka setelah ICW menyebarkan data 36 calon anggota legislatif yang komitmen antikorupsinya dianggap meragukan. Saat itu, ICW dituding menerima aliran dana dari pihak asing, dan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) lebih dari Rp 400 juta untuk tutupi biaya operasionalnya. Akan tetapi, kabar itu telah dibantah oleh Ketua KPK Abraham Samad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com