Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memang Sudah Saatnya bagi Golkar Mencari Pasangan

Kompas.com - 12/07/2013, 17:55 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Y Thohari mengatakan, memang sudah saatnya Partai Golkar untuk membicarakan koalisi dari sekarang. Golkar kini membuka komunikasi selebar-lebarnya dengan banyak partai, termasuk dengan PDI Perjuangan. Hanya, pembicaraan PDI-P baru memasuki tahap awal.

"Kalau kontak dengan PDI Perjuangan sudah dilakukan, tapi belum sampai pada pembicaraan substantif. Komunikasi ini dilakukan oleh semua elite partai melalui jalurnya masing-masing," ujar Hajriyanto menjelaskan kedekatan Golkar dan PDI Perjuangan saat ini, Jumat (12/7/2013).

Wakil Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat (MPR) itu menilai pada Pemilihan Presiden 2014 mendatang, setiap partai politik diwajibkan untuk berkoalisi untuk memenuhi syarat presidential treshold (PT).

Hajriyanto melihat saat ini adalah waktu yang tepat untuk membangun dan saling menjajaki partner koalisi sehingga koalisi yang terjadi tidak koalisi pragmatis yang mudah goyang di tengah jalan. Salah satu penjajakan yang menurut Hajriyanto dilakukan partainya adalah dengan memanfaatkan momen bulan Ramadhan.

"Pertemuan bisa dilakukan bersamaan dengan suatu seremoni atau dengan momen berbuka bersama, sahur bersama, dan kemudian duduk bersama dan beranjak kepada pembicaraan yang lebih serius. Datang buka puasa ini adalah kontak awalnya," ucap Hajriyanto.

Menanggapi pertemuan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal “Ical” Bakrie dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dalam acara buka bersama, Hajriyanto menanggapi santai. Menurutnya, masih banyak acara buka puasa bersama yang akan didatangi Ical untuk menjalin komunikasi dengan calon partner koalisi.

Hajriyanto mengakui Partai Golkar tidak akan hanya menjalin komunikasi dengan satu atau dua partai, tetapi Golkar menjalin komunikasi dengan partai lain, baik di dalam maupun di luar parlemen.

"Golkar semuanya dikontak karena Golkar ini di tengah, jadi bisa berhubungan intim dengan partai kebangsaan atau berhubungan dekat dengan partai keagamaan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Profil Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta 'Reimburse' Biaya Renovasi Kamar, Mobil sampai Ultah Anak ke Kementan

Profil Kemal Redindo, Anak SYL yang Minta "Reimburse" Biaya Renovasi Kamar, Mobil sampai Ultah Anak ke Kementan

Nasional
KPK Akan Undang Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta untuk Klarifikasi LHKPN

KPK Akan Undang Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta untuk Klarifikasi LHKPN

Nasional
Dian Andriani Ratna Dewi Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen di TNI AD

Dian Andriani Ratna Dewi Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen di TNI AD

Nasional
Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Indonesia Kutuk Perusakan Bantuan untuk Palestina oleh Warga Sipil Israel

Nasional
Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Tanggapi Polemik RUU Penyiaran, Gus Imin: Mosok Jurnalisme Hanya Boleh Kutip Omongan Jubir

Nasional
KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

KPK Sita Rumah Mewah SYL Seharga Rp 4,5 M di Makassar

Nasional
Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Nasional
Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Nasional
Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Nasional
Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Nasional
Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Nasional
Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Nasional
Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Nasional
Mengganggu Pemerintahan

Mengganggu Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com