Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demokrat: Hary Tanoe Jadi Cawapres demi Hidup Hanura

Kompas.com - 01/07/2013, 17:46 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Max Sopacua menilai pencalonan Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo sebagai calon presiden dan wakil presiden dari Partai Hanura menunjukkan kentalnya persoalan biaya politik. Sosok Hary dianggap memiliki kekayaan yang cukup berlimpah yang mampu menutup kekurangan dana Partai Hanura.

“Pencalonan ini political cost-nya kental, pertimbangannya di situ. Dengan adanya political cost ini, bisa menjamin keberlangsungan Partai Hanura. Saya kira makanya wajar saja kalau Hanura akhirnya memilih Hary Tanoe sebagai cawapres,” ujar Max di Kompleks Parlemen, Senin (1/7/2013).

Max mengatakan, Partai Hanura tidak memiliki dana yang cukup untuk mengajukan Wiranto sebagai capres. Apalagi, lanjutnya, Wiranto telah dua kali gagal dalam pilpres.

“Sudah dua kali kalah, makin tipislah uangnya dia,” kata Max.

TRIBUNNEWS/HERUDIN Pemilik MNC Grup, Harry Tanoe Soedibyo (dua kanan), berfoto bersama Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto (dua kiri) dan fungsionaris Partai Hanura usai jumpa pers di kantor DPP Hanura Jakarta Pusat, Minggu (17/2/2013). Setelah menyatakan keluar dari Partai Nasdem, Hary Tanoe resmi bergabung ke Partai Hanura dan menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina.

Lebih lanjut, Max menuturkan aspek positif dan negatif dari pencalonan Wiranto-Hary Tanoe. Dari segi positif, pencalonan keduanya bisa dianggap solid. Namun, jika internal Partai Hanura tidak solid, maka pencalonan keduanya pun bisa digoyang kader sendiri.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan juga mengkritik wacana pencalonan Wiranto dan Hary Tanoesoedibjo sebagai capres dan cawapres yang akan diusung Partai Hanura. Menurutnya, Hary Tanoe lebih pantas menjadi capres dibandingkan Wiranto.

"Hary Tanoe itu lebih laku daripada Wiranto. Seharusnya yang jadi capres itu Hary Tanoe," ujar Ramadhan.

Dia mengatakan, pilihan Wiranto menjadi capres tak akan mulus. Alasannya, kata dia, Wiranto sebelumnya pernah mencalonkan diri sebagai presiden ataupun wakil presiden pada pemilu sebelumnya. Hasilnya, gagal. Sementara Hary Tanoe, menurut Ramadhan, bisa menggandeng kader muda Hanura, seperti Syarifuddin Suding atau Saleh Husin.

"Banyak kader muda Hanura yang lebih berpeluang. Kalau Pak Wiranto, lebih bagus beliau mundur dan berikan tempat kepada Pak Hary Tanoe yang lebih muda, ini lebih terhormat," ujarnya.

Seperti diberitakan, Partai Hanura akan menetapkan Wiranto-HT yang akan diusung sebagai capres dan cawapres. Penetapan pasangan ini dilakukan setahun sebelum pelaksanaan pilpres. Di Partai Hanura, Hary Tanoe baru saja bergabung dan langsung dilantik sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu partai ini. Rencananya, pendeklarasian keduanya akan dilakukan pada Selasa (2/7/2013) besok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

    Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

    Nasional
    Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

    Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

    Nasional
    Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

    Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

    Nasional
    Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

    Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

    Nasional
    PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

    PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

    Nasional
    Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

    Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

    Nasional
    6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

    6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

    Nasional
    Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

    Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

    Nasional
    PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

    PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

    Nasional
    Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

    Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

    Nasional
    Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

    Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

    Nasional
    Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

    Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

    Nasional
    Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Shalat

    Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Shalat

    Nasional
    Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

    Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com