Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/05/2013, 09:14 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — "Follow the money (ikuti aliran uangnya)", menjadi prinsip yang digunakan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam menyidik kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) dengan tersangka Ahmad Fathanah. Orang dekat mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Luthfi Hasan Ishaaq yang juga punya nama lain Olong ini diduga melakukan pencucian uang yang menyamarkan hasil tindak pidana korupsi melalui sejumlah cara.

Salah satu cara yang diduga dipakai Fathanah adalah mentransfer sejumlah uang ke orang lain atau membeli aset yang kemudian diatasnamakan orang lain. Sejauh ini, KPK menyita 10 aset yang diduga terkait dengan Fathanah. Pada Kamis (2/5/2013) pekan lalu, misalnya, KPK menyita satu unit Honda Jazz putih dari seorang model cantik bernama Vitalia Shesya.

Honda Jazz bernomor polisi B 15 VTA itu diperoleh Vitalia dari Fathanah yang diakuinya sebagai seorang teman. Selain Jazz, Vitalia juga mendapatkan sejumlah uang yang kemudian dibelikan jam tangan mewah merek Chopard. Harga jam tangan asal Swiss ini ditaksir sekitar Rp 70 juta.

Bukan hanya ke Vitalia, uang Fathanah juga mengalir ke artis Ayu Azhari. KPK menemukan aliran uang Rp 20 juta dan 1.800 dollar AS dari Fathanah ke artis dengan nama asli Siti Khadijah Azhari itu. Kepada penyidik, Ayu mengaku bahwa uang tersebut merupakan pembayaran uang muka karena dia bersedia manggung dalam acara-acara terkait PKS yang ditawarkan Fathanah. Ayu telah mengembalikan uang tersebut kepada KPK pekan lalu.

Masih terkait Fathanah, KPK menyita pula satu mobil Honda Freed dari seorang wanita bernama Tri Kurnia Rahayu. Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan, Tri mengembalikan Honda Freed bernomor polisi B 881 LAA itu kepada KPK seusai pemeriksaannya sebagai saksi Fathanah dua hari lalu.

Selain mobil, Tri mengembalikan gelang bermerek Hermes yang harganya sekitar Rp 50 juta hingga Rp 70 juta serta jam tangan Rolex dengan harga di atas Rp 10 juta. Barang-barang itu diperoleh Tri dari Fathanah yang juga diakuinya sebagai teman. "Tri yang mengaku sebagai teman Fathanah," kata Johan, Selasa (7/5/2013).

Para lelaki juga

Uang dari Fathanah rupanya tidak hanya mengalir ke para wanita. Uang yang diduga merupakan hasil tindak pidana korupsi itu pun diketahui mengalir ke kas pengurus PKS di daerah. Salah satunya diduga mengalir untuk mendanai pemenangan Wali Kota Makassar Ilham Arif Sirajuddin dalam pemilihan gubernur Sulawesi Selatan periode 2013-2018.

Ilham mengungkapkan hal ini seusai diperiksa KPK sebagai saksi Fathanah, Senin (6/5/2013). Dia mengaku baru tahu dari penyidik bahwa uang di DPW PKS yang digunakan untuk pemenangannya itu ada yang berasal dari Fathanah. "Katanya dana yang ditransfer ke DPW itu dari pencucian uang AF (Ahmad Fathanah), saya kaget. Nilai (uang)-nya, tanya penyidik," kata dia.

Ilham mengenal Fathanah sebagai seorang teman. Fathanah, katanya, dikenal sebagai salah satu tokoh besar di Sulsel. Fathanahlah yang menjembatani Ilham dengan para petinggi PKS.

Lalu, Selasa (7/5/2013), KPK memeriksa Saldi Matta sebagai saksi Fathanah. Dia adalah adik dari Presiden PKS Anis Matta. Seusai diperiksa, Saldi mengaku pernah mendapatkan transferan uang Rp 50 juta dari Fathanah. Menurut Saldi, uang tersebut merupakan pembayaran utang. Pada September tahun lalu, Fathanah berutang pada Saldi dan baru membayarnya pada Januari 2013.

Satu per satu orang yang diduga menerima aliran dana Fathanah diperiksa KPK. Lembaga antikorupsi itu pun menjadwalkan pemeriksaan Anis Matta sebagai saksi untuk kasus dugaan pidana pencucian uang Fathanah. Lantas, dalam kaitan apa KPK memeriksa Anis? Apakah dia juga menerima aliran dana Fathanah?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Draf RUU DKJ: Gubernur Jakarta Dipilih lewat Pilkada, Pemenangnya Peraih Lebih dari 50 Persen Suara

    Draf RUU DKJ: Gubernur Jakarta Dipilih lewat Pilkada, Pemenangnya Peraih Lebih dari 50 Persen Suara

    Nasional
    900 Petugas Haji Ikut Bimtek, Beda Pola dengan Tahun Lalu

    900 Petugas Haji Ikut Bimtek, Beda Pola dengan Tahun Lalu

    Nasional
    Proses Sengketa Pemilu Berlangsung Jelang Lebaran, Pegawai MK Disumpah Tak Boleh Terima Apa Pun

    Proses Sengketa Pemilu Berlangsung Jelang Lebaran, Pegawai MK Disumpah Tak Boleh Terima Apa Pun

    Nasional
    Budi Arie Mengaku Belum Dengar Keinginan Jokowi Ingin Masuk Golkar

    Budi Arie Mengaku Belum Dengar Keinginan Jokowi Ingin Masuk Golkar

    Nasional
    PKB Ingin Hasil Pemilu 2024 Diumumkan Malam Ini

    PKB Ingin Hasil Pemilu 2024 Diumumkan Malam Ini

    Nasional
    Hasto Bilang Suara Ganjar-Mahfud Mestinya 33 Persen, Ketum Projo: Halusinasi

    Hasto Bilang Suara Ganjar-Mahfud Mestinya 33 Persen, Ketum Projo: Halusinasi

    Nasional
    KPK Duga Pelaku Korupsi di PT PLN Rekayasa Anggaran dan Pemenang Lelang

    KPK Duga Pelaku Korupsi di PT PLN Rekayasa Anggaran dan Pemenang Lelang

    Nasional
    Prabowo-Gibran Menang di Jawa Barat, Raih 16,8 Juta Suara

    Prabowo-Gibran Menang di Jawa Barat, Raih 16,8 Juta Suara

    Nasional
    KPK Usut Perkara Baru di PLN Unit Sumatera Bagian Selatan Terkait PLTU Bukit Asam

    KPK Usut Perkara Baru di PLN Unit Sumatera Bagian Selatan Terkait PLTU Bukit Asam

    Nasional
    Menko Polhukam Pastikan Data Aman meski Sirekap Terhubung Server Luar Negeri

    Menko Polhukam Pastikan Data Aman meski Sirekap Terhubung Server Luar Negeri

    Nasional
    Soal Maksud Jokowi Panggil 2 Menteri PKB, Budi Arie: Kita Perlu Persatuan

    Soal Maksud Jokowi Panggil 2 Menteri PKB, Budi Arie: Kita Perlu Persatuan

    Nasional
    MER-C Indonesia Kirim 11 Relawan Medis ke Gaza

    MER-C Indonesia Kirim 11 Relawan Medis ke Gaza

    Nasional
    Projo Bilang Kaesang dan Erina Tak Maju Pilkada 2024

    Projo Bilang Kaesang dan Erina Tak Maju Pilkada 2024

    Nasional
    Dapat Restu Jokowi, Sekretaris Pribadi Iriana Maju Pilwalkot Bogor 2024

    Dapat Restu Jokowi, Sekretaris Pribadi Iriana Maju Pilwalkot Bogor 2024

    Nasional
    Rapat dengan DPR, Risma Dicecar soal Banjir Bansos Jelang Pencoblosan

    Rapat dengan DPR, Risma Dicecar soal Banjir Bansos Jelang Pencoblosan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com