JAKARTA, KOMPAS.com- Jumlah artis di parlemen periode 2014-2019 diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode 2009-2014 yang berjumlah 18 orang. Banyaknya artis yang dijadikan alat peraih suara merupakan gambaran buruknya rekruitmen calon legislatif yang dilakukan partai politik.
Demikian diungkapkan Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung dan Pengamat Politik Tjipta Lesmana dalam diskusi bersama wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (2/5/2013).
Menurut Pramono, tidak banyak artis yang aktif di dalam parlemen. "Sebenarnya tidak masalah artis hadir di parlemen. Tetapi sejauh mana mereka aktif dalam tiga fungsi DPR, legislasi, pengawasan dan anggaran," katanya.
Pramono mengatakan, DPR periode 2009-2011 sudah memiliki potret buruk. Jangan sampai di periode 2014-2019 dengan bertambahnya jumlah artis di parlemen, potret DPR semakin buruk. "Namun, saya harus mengakui bahwa ada beberapa artis yang memiliki kinerja cukup baik seperti Venna Melinda, Nurul Arifin, Tantowi Yahya, dan Dedi Gumelar (Miing Bagito)," ujarnya.
Menurut Tjipta Lesmana, semakin banyak artis yang menjadi wakil rakyat di DPR, maka kondisi masyarakat Indonesia akan semakin merosot pula. "Oleh karena itu masyarakat harus serius dalam gerakan menolak artis yang tidak bersuara di DPR. Bagaimanapun juga, DPR seharusnya dipenuhi oleh politisi dan akademisi, bukan oleh artis," tuturnya.
Tjipta mengungkapkan, saat ini ada kecenderungan bahwa pribadi-pribadi potensial justru tidak tertarik menjadi anggota DPR. "Mereka enggan menjadi wakil rakyat di DPR karena saat ini DPR sudah tercemar, dua persen dari keseluruhan anggota DPR diciduk KPK," ucapnya.
Tjipta mendesak pimpinan partai politik agar lebih serius dalam melakukan perekrutan anggota legislatif. "Pemimpin partai seharusnya mencari pribadi-pribadi yang memiliki kepedulian, bukan hanya mencari pribadi yang hanya dijadikan alat peraih suara," tegasnya.
Adapun, Yessy Gusman yang juga hadir pada diskusi siang itu mengatakan, para artis yang hanya dijadikan alat peraih suara harusnya merasa tersinggung. Artis tahun 80-an itu rencanyanya akan maju bersama PDIP dalam pemilu 2014.
"Ini seperti masuk kandang macan, jujur saya takut. Saya akan berjuang dengan bersih. Kalaupun kalah, saya kalah dengan terhormat," ujarnya.
Sementara itu, Ayu Azhari justru mengungkapkan bahwa artis tidak perlu tersinggung bila dijadikan alat peraih suara. "Dalam Pemilu, artis dan partai politik memiliki hubungan yang saling menguntungkan. Partai bisa meraih suara dengan cepat, sedangkan artis bisa masuk ke dalam dunia yang baru dengan cepat," ujarnya.
Menurut Ayu, DPR seharusnya tidak hanya diisi oleh politikus saja. "DPR itu perwakilan masyarakat, tempat bagi orang-orang yang dikenal oleh masyarakat. Jadi tidak salah kalau artis menjadi anggota DPR," tuturnya.
Beberapa kali Ayu Azhari dikabarkan juga akan mencalonkan diri sebagai salah satu anggota legislatif. Menanggapi hal itu, dengan tegas ia mengatakan, dirinya tidak akan maju menjadi calon legislatif pada Pemilu mendatang.
"Saya tidak mendaftarkan diri. Justru anak saya, Axel Gondokusumo yang menjadi caleg PAN di daerah pemilihan Jatim X nomor urut 4," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.