Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marzuki Alie Mengaku Tak Mau di Bawah SBY

Kompas.com - 01/04/2013, 02:34 WIB
Sabrina Asril

Penulis

DENPASAR, KOMPAS.com — Marzuki Alie sempat menyatakan dirinya menolak menjadi Ketua Harian Partai Demokrat yang akan membantu Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Umum terpilih untuk menjalankan tugas kepartaian.

Padahal, namanya sempat diusulkan sejumlah kader daerah dalam pertemuan dengan SBY di Hotel Laguna sebelum Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat digelar. Setelah SBY terpilih secara aklamasi, Marzuki pun langsung puasa bicara kepada media.

Namun, hari ini SBY mengumumkan Marzuki dipilih sebagai Wakil Ketua Majelis Tinggi. Apa alasan Marzuki menerima pinangan SBY?

Marzuki mengaku lebih menerima pinangan sebagai Wakil Ketua Majelis Tinggi daripada menjadi Ketua Harian karena posisinya yang juga sebagai Ketua DPR.

"SBY itu selain sebagai Presiden, di dalam tampilannya juga ada SBY sebagai Ketua Umum Demokrat. Begitu juga dengan saya, walaupun pakai lambang Demokrat tapi saya juga dilihat orang sebagai Ketua DPR. Agak aneh kalau sehari-hari Ketua DPR diperintah Presiden," ucap Marzuki saat berbincang dengan sejumlah wartawan di Hotel Sanur Paradise.

Jika menjadi Ketua Harian, lanjut Marzuki, banyak orang akan bertanya-tanya. "Ketua DPR sehari-hari diperintah Presiden. Bagaimana ini? Kan tidak mungkin. Saya paham ini, makanya saya tidak mau," imbuh Marzuki.

Di sisi lain, Marzuki menuturkan, pemilihannya sebagai Wakil Ketua Majelis Tinggi merupakan wewenang penuh SBY. Pada pagi hari ini, Marzuki mengaku dihubungi SBY sesaat sebelum SBY mengumumkan tiga pengurus baru Demokrat baru yang akan membantu SBY mengerjakan tugas kepartaian.

Marzuki pun menirukan percakapan pentingnya itu dengan SBY melalui sambungan telepon. "Pak Marzuki, Bapak saya tempatkan di tempat terhormat dalam rangka mengambil keputusan strategis partai kita yang disebut sebagai Wakil Ketua Majelis Tinggi. Saya lebih banyak urus negara jadi tidak bisa urus Majelis Tinggi. Jadi, Pak Marzuki-lah yang akan selesaikan tugas-tugas Majelis Tinggi," tutur SBY seperti yang ditirukan Marzuki.

Marzuki menjelaskan, SBY ketika itu juga memberikan pemisahan tugasnya. SBY, kata Marzuki, tidak akan selalu memimpin rapat Majelis Tinggi. SBY hanya akan menerima laporan rapat. "Hanya yang penting-penting saja SBY pimpin rapat, selebihnya diserahkan ke saya dan Pak Jero Wacik," tutur Marzuki.

Seperti diketahui, SBY menetapkan tiga pengurus utama Partai Demokrat yang akan membantunya mengurus tugas kepartaian. Ketiga pengurus itu yakni EE Mangindaan menjadi Ketua Harian Dewan Pembina, Marzuki Alie sebagai Wakil Ketua Majelis Tinggi, dan Syarief Hasan sebagai Ketua Harian DPP Partai Demokrat.

Pemilihan ketiga pengurus itu dilakukan melalui proses pembentukan formatur yang ditunjuk SBY. Para formatur itu kemudian menggodok sejumlah nama hingga akhirnya terpilihlah ketiga nama itu.

Peran ketiganya adalah untuk membantu SBY menjalankan mesin partai. SBY mengaku akan lebih fokus menyelesaikan tugas-tugas negaranya hingga 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Presen Buruk Jika Kabulkan Gugatan PDI-P

    Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Presen Buruk Jika Kabulkan Gugatan PDI-P

    Nasional
    Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

    Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

    Nasional
    Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

    Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

    Nasional
    Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

    Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

    Nasional
    KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

    KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

    Nasional
    Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

    Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

    Nasional
    Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

    Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

    Nasional
    Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

    Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

    Nasional
    Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

    Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

    Nasional
    Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

    Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

    Nasional
    Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

    Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

    Nasional
    Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

    Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

    Nasional
    Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

    Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

    Nasional
    Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

    Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com