Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Poligami, Irjen Djoko Perburuk Citra Polri

Kompas.com - 14/02/2013, 10:03 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tersangka kasus dugaan korupsi simulator SIM di Korps Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Djoko Susilo dapat memperburuk citra Polri setelah dikabarkan berpoligami. Sebagai jenderal bintang dua, ia pun telah merusak wibawanya sebagai atasan.

"Secara personal, tersangka Djoko Susilo telah mencederai citra Polri dan merusak wibawa atasan. Seorang jenderal polisi seharusnya memberikan keteladanan yang baik agar disegani dan ditiru bawahan," ujar pengamat kepolisian, Bambang Widodo Umar, di Jakarta, Kamis (14/2/2013).

Hal ini menunjukkan pengawasan maupun pembinaan di Korps Bhayangkara itu lemah. Tak menutup kemungkinan, oknum polisi lain melakukan hal serupa. "Secara organisasi, ada kelemahan dalam pembinaan personel atau pengawasan di lingkungan Polri. Bisa jadi tindakan serupa tidak hanya dilakukan oleh Djoko, tetapi mungkin ada petinggi-petinggi atau anggota polisi lainnya, terutama yang berlimpah harta," terangnya.

Bambang mengatakan, masyarakat dapat ikut andil melaporkan oknum polisi yang menikah tanpa seizin istri pertama. Jika hal itu benar dilakukan Djoko, Kapolri Jenderal Timur Pradopo harus menindak tegas. "Adanya penyimpangan tersebut, Kapolri harus mengambil tindakan tegas terhadap mereka yang melanggar," ujarnya.

Pada Rabu (13/2/2013), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Dipta Anindita karena dianggap tahu seputar aset yang dimiliki Djoko. KPK juga menyelidiki kedekatan Djoko dengan Dipta. Hasilnya, KPK telah menyita dokumen surat nikah keduanya. Namun, ada yang aneh dalam data di surat nikah tersebut. Nama Djoko ditulis tanpa huruf ’d’ menjadi Joko. Selain itu, tahun lahir Joko ini pun tertulis 1970. Padahal, Djoko lahir tahun 1960.

Tak kurang akal, KPK coba mengonfirmasi soal kebenaran pernikahan Dipta ini kepada orangtuanya. Namun, saat dimintai keterangan, orangtua Dipta menjelaskan bahwa suami anaknya seorang lelaki etnis Tionghoa yang memang bernama Joko. Hingga akhirnya, KPK menemukan dokumen surat nikah Dipta dengan Joko. Foto suami Dipta dalam surat nikah tersebut mirip dengan wajah Djoko.

Terkait hal ini, Polri mengaku belum mengetahui soal isu poligami.

"Kami belum tahu (soal poligami Djoko). Belum ada laporan. Nanti kalau istri pertama melapor, baru akan ramai lagi," ujar Irwasum Komisaris Jenderal Fajar Prihantoro seusai rapat kerja dengan Komisi III di Gedung Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu (13/2/2013).

Namun, Fajar mengatakan bahwa anggota Polri tidak diperbolehkan melakukan poligami.

Berita terkait dapat dibaca dalam topik:
Dugaan Korupsi Korlantas Polri

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

    Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

    Nasional
    Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

    Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

    Nasional
    BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

    BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

    Nasional
    Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

    Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

    Nasional
    Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

    Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

    [POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

    Nasional
    Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

    Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

    Nasional
    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Nasional
    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Nasional
    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Nasional
    Ganjar Bubarkan TPN

    Ganjar Bubarkan TPN

    Nasional
    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    Nasional
    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com