Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bantuan Beras untuk Filipina Terhambat Badai Wukong

Kompas.com - 28/12/2012, 14:23 WIB
Didit Putra Erlangga Rahardjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengiriman 2.000 ton beras bantuan dari Pemerintah Indonesia untuk meringankan penderitaan warga Filipina akibat Badai Bopha terhambat cuaca buruk. Kapal pengangkut beras tidak bisa segera angkat sauh karena cuaca buruk.

Menurut rencana, rombongan Kementerian Koordinator Kesra menyerahkan bantuan ke Davao, Filipina pada tanggal 29 Desember, berbarengan kedatangan beras bantuan yang dikirim menggunakan kapal dari Bitung, Sulawesi Utara. Kapal tersebut semula direncanakan berangkat tanggal 18 Desember sehingga tiba berbarengan dengan kedatangan tim Menkokesra.

"Kapal tidak bisa diberangkatkan karena ombak laut yang tinggi gara-gara Topan Wukong," ujar Kepala Biro Informasi dan Persidangan Kemenkokesra, Safri Burhanuddin, Jumat (28/12/2012).

Untuk itu, beras akan menyusul sementara Menkokesra Agung Laksono bakal memberikan bantuan secara simbolis berupa selimut dan terpal di Davao, Sabtu (29/12). Safri menambahkan, bantuan berupa uang 1 juta dollar AS sudah diserahkan terlebih dahulu oleh Panglima TNI sewaktu latihan gabungan pada tanggal 18 Desember.

Topan Bopha menerjang 207 kota di Filipina pada awal Desember dengan korban jiwa 1.000 orang lebih dan ratusan orang masih hilang. Rumah yang rusak akibat topan ini mencapai 30.000 unit lebih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com