Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompolnas: Ledakan Diduga Berkaitan dengan Pembunuhan Polisi

Kompas.com - 22/10/2012, 12:31 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menduga adanya keterkaitan antara ledakan yang terjadi di Poso, Senin (22/10/2012) pagi tadi, dengan kasus pembunuhan terhadap dua polisi beberapa waktu lalu. Masyarakat juga diminta berperan aktif memberikan segala informasi yang ada.

"Kami menduga ada hubungan. Namun, sebaiknya, kita tunggu hasil penyelikian Polri," ujar anggota Kompolnas Edi Hasibuan, Senin, saat dihubungi wartawan.

Edi mengaku prihatin dan mengecam peledakan di Poso. Menurutnya, diperlukan kerja sama semua pihak, mulai dari masyarakat, TNI, dan Polri untuk menciptakan Poso yang aman, tenteram, dan damai.

"Kami meminta agar Polri dibantu TNI dan dukungan masyarakat agar bisa sama-sama menjaga keamanan di Poso agar cepat pulih dan pelakunya mudah ditangkap," ujar Edi, yang membidangi pengawasan Polda Sulawesi Tengah.

Menurut Edi, semua pihak harus memberikan perhatian serius atas berbagai aksi yang terjadi di Poso. "Kami meminta kepada masyarakat. Kalau ada informasi apa pun yang berkaitan peledakan dan aksi kriminalitas lainnya, disampaikanlah kepada Polri. Masyarakat juga jangan mudah terprovokasi atas adanya insiden itu," katanya.

Bom yang meledak di pos polisi lalu lintas di Poso, Senin (22/10/2012) pagi, mengakibatkan seorang anggota polisi lalu lintas Bripda Rusliadi dan seorang satpam Bank Rakyat Indonesia Muhammad Akbar terluka.

Peristiwa ini terjadi sepekan setelah dua anggota kepolisian, yakni Brigadir Sudirman dan Briptu Andi Sapa ditemukan tewas di Taman Jeka, tidak jauh dari kawasan yang diduga tempat pelatihan militer kelompok teroris. Keduanya ditemukan tewas dengan leher tergorok senjata tajam dan terkubur dalam satu lubang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Nasional
    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

    Nasional
    Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

    Nasional
    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

    Nasional
    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

    Nasional
    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

    Nasional
    'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

    "Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

    Nasional
    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

    Nasional
    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

    Nasional
    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

    Nasional
    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

    Nasional
    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

    Nasional
    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

    Nasional
    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com