Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka Pilih yang Murah meskipun Berisiko...

Kompas.com - 14/08/2012, 09:57 WIB

KOMPAS.com - Mudik Lebaran tahun ini bagi Taufik (27) sebenarnya baru saja dimulai. Ia bersama keluarga hendak ke kampung halamannya di Widuri, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Namun, musibah menghadangnya.

Sebuah sepeda motor tiba-tiba menyerempet saat ia melintasi kawasan Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Ia baru melintas sekitar 30 kilometer dari 371 kilometer yang harus ditempuhnya. Taufik yang memboncengkan putranya, Angga (4)—duduk di tengah—dan istrinya, Anita (26)—duduk di belakang—pun terjatuh.

”Kami jatuh di aspal. Untung tak terlalu parah,” tutur Taufik saat beristirahat di Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) Patokbeusi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Minggu (12/8/2012).

Ketiganya ditolong warga dan petugas pos kesehatan di jalur mudik yang dikenal dengan jalur pantai utara (pantura). Taufik terluka di lutut kanan. Celananya sobek. Jalannya tertatih. Angga terluka di hidung dan dahi sehingga harus diperban. Sementara jari tangan Anita berdarah.

Meski terluka, ketiganya nekat melanjutkan perjalanan. Sambil menahan sakit, Taufik memacu kendaraannya. ”Biar pelan asal selamat,” ujar Taufik.

Untuk mudik, Taufik sebenarnya telah mempersiapkan semuanya, mulai dari mengganti oli sepeda motor matiknya, mesin yang diservis, hingga tekanan angin di ban. Semua dilakukan agar perjalanannya aman dan nyaman.

Taufik mengaku tak punya banyak pilihan untuk mudik. Dengan pendapatan yang paspasan sebagai penjual bubur ayam, ia memilih mudik dengan sepeda motor. Ongkos bersepeda motor lebih murah, Rp 90.000. Selain untuk bahan bakar, ongkos itu juga untuk membeli bekal.

”Naik bus Rp 100.000 perorang. Naik kereta juga tak jauh beda dengan bus karena harus turun di Tegal dan melanjutkan perjalanan dengan angkutan kota menuju Pemalang, kemudian naik ojek,” katanya.

Pilihan naik sepeda motor juga diambil Herudin (38) saat mudik ke Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Menempuh jarak 280 kilometer dari Jakarta, Herudin mengambil segala risiko dengan memboncengkan Herawati (11), putri sulungnya.

Berangkat dari Tanah Abang, Jakarta Pusat, pukul 14.00, Herawati dibonceng dengan tubuh ditambatkan kain ke badan ayahnya. Empat jam kemudian mereka tiba di SPBU Balong Gandu, Karawang, Jawa Barat, untuk mengisi bensin.

”Tadi Hera sempat ketiduran sejam di jalan. Untung saja sejak berangkat badannya saya ikatkan ke badan saya. Jadinya aman,” ujar Herudin, pegawai kontraktor swasta yang sudah 10 tahun tinggal di Jakarta.

Ia mengajak Hera karena istrinya, Kaseri (38), menggunakan bus bersama anak bungsunya yang berusia 1,5 tahun. Agar lebih hemat, ia hanya mengajak Hera mudik naik sepeda motor. Menurut Herudin, mudik dengan sepeda motor dari Jakarta ke Kuningan hanya menghabiskan Rp 60.000. Jika menggunakan bus, ia harus membayar tiket Rp 130.000 per orang.

Jika memiliki uang lebih, Taufik dan Herudin tentu tak ingin bersusah payah mudik dengan sepeda motor. Namun, mudik dengan sepeda motor menjadi pilihan termudah sekaligus termurah.

Kirim sepeda motor

Meski demikian, ada juga yang mudik dengan mengirimkan sepeda motornya melalui jasa pengiriman. Tanpa harus bersusah payah, pemudik tetap bisa berkeliling di kampung halaman.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

    Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

    Nasional
    Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

    Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

    Nasional
    Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

    Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

    Nasional
    Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

    Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

    Nasional
    PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

    PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

    Nasional
    Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

    Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

    Nasional
    6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

    6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

    Nasional
    Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

    Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

    Nasional
    PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

    PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

    Nasional
    Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

    Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

    Nasional
    Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

    Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

    Nasional
    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

    Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

    Nasional
    Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

    Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

    Nasional
    Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis 'Maksiat': Makan, Istirahat, Shalat

    Telat Sidang, Hakim MK Kelakar Habis "Maksiat": Makan, Istirahat, Shalat

    Nasional
    Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

    Ditanya Kans Anies-Ahok Duet pada Pilkada DKI, Ganjar: Daftar Dulu Saja

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com