Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Harus Prioritaskan Korupsi Korporasi

Kompas.com - 22/04/2012, 19:11 WIB
Khaerudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menyusul vonis terhadap mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, Komisi Pemberantasan Korupsi harus memprioritaskan penanganan korupsi korporasi.

Dalam amar putusannya, majelis hakim menyatakan Nazaruddin merupakan pengendali Grup Permai, perusahaan yang menampung uang komisi dari hasil perantaraan untuk mendapat proyek-proyek pemerintah.

Dengan memprioritaskan penanganan korupsi korporasi, jika nantinya terbukti ada aliran dana Grup Permai ke partai politik, KPK bisa mengungkapnya.

"Setelah putusan Nazaruddin, KPK harus prioritaskan untuk mendalami pidana korporasi, baik berupa perusahaan atau organisasi lainnya, seperti partai politik. Gunakan secara maksimal Undang-Undang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). UU ini memberi ancaman yang lebih berat pada korporasi," kata peneliti hukum Indonesia Corruption Watch (ICW), Febri Diansyah, Minggu (22/4/2012).

Menurut Febri, putusan majelis hakim dalam kasus Nazaruddin, yang menyatakan bahwa mantan Bendahara Umum Partai Demokrat tersebut sebagai pengendali Grup Permai, harus diapresiasi. Apalagi dalam putusan tersebut majelis hakim secara jelas menyebut Grup Permai menampung uang komisi dari perantaraan untuk mendapatkan proyek-proyek pemerintah bagi pihak ketiga.

Penggunaan UU TPPU ini, menurut Febri, selain bisa memiskinkan koruptor, juga bisa membongkar skandal politik uang. "Jika nanti terbukti ada dana politik dari kas Grup Permai," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com