Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Minta Narapidana di Sigli Kembali ke Rutan

Kompas.com - 13/04/2012, 19:56 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Mochammad Taufik mengimbau kepada 34 narapidana asal Rumah Tahanan (Rutan) Sigli, Kabupaten Pidie, Aceh untuk segera kembali. Mereka termasuk dalam 60 tahanan yang dilepas saat gempa berkekuatan 8,5 skala Richter menerjang wilayah Aceh, pada Rabu (11/4/2012) lalu.

"Saat itu dilepaskan karena konteks keamanan dan keselamatan, fatal kalau dibiarkan korban jadi lebih banyak, kalau sekarang kondisi sudah tenang. Jadi keluarga bisa kembalikan," ujar Taufik di Jakarta, Jumat (13/4/2012).

Polisi, kata Taufik, belum menentukan batas waktu agar mereka segera kembali. Namun, jika dalam waktu dekat tak juga kembali ke rutan, maka kepolisian setempat akan lakukan penjemputan. Polisi sudah memiliki data alamat setiap narapidana tersebut.

"Kalau enggak kembali kita akan imbau juga RT-RWnya. Kan jelas alamatnya. Penjemputan itu hak polda setempat," kata Taufik.

Seperti yang diketahui, letak Rutan Sigli berdekatan dengan pantai, sehingga ketika beredar kabar gempa di Aceh berpotensi tsunami, petugas dan para narapidana pun meninggalkan rutan untuk menyelamatkan diri. Lima menit setelah gempa terhenti dan dirasa kondisi aman para napi disuruh masuk kembali ke rutan oleh petugas. Jumlah napi seluruhnya di Rutan Sigli sebanyak 221 orang, tapi setelah dihitung penghuninya kurang 60 orang saat itu. Sebanyak 34 orang itu yang dinyatakan belum kembali hingga saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com