Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Memperketat Jaga Perairan Aceh

Kompas.com - 04/01/2012, 06:55 WIB

BANDA ACEH, KOMPAS.COM -- Menyusul rangkaian penembakan misterius di sejumlah wilayah di Aceh, Kepolisian Daerah Aceh meningkatkan penjagaan di perairan dan pemeriksaan di perumahan warga serta razia di jalan raya. Dari hasil penyelidikan sementara, polisi masih menduga kasus-kasus penembakan tersebut adalah kriminal murni.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Aceh Ajun Komisaris Besar Gustav Leo, Selasa (3/1), mengungkapkan, penjagaan perairan dan razia ke rumah penduduk serta di jalan raya dilakukan sebagai upaya pengejaran terhadap pelaku.

”Hasil analisis terhadap kasus-kasus penembakan sebelumnya, ada kemungkinan para pelaku melarikan diri ke luar negeri. Karena itu, untuk menghindari hal ini terulang, seluruh jajaran diinstruksikan menjaga ketat kawasan perairan yang rawan digunakan sebagai pintu lari ke luar negeri,” kata Gustav.

Lima warga tewas dan delapan lainnya luka berat akibat penembakan misterius di tiga tempat yang berbeda di Aceh, yaitu di Desa Blang Cot Tunong, Kecamatan Jeumpa, Bireuen; di Desa Ilie, Ulee Kareng, Banda Aceh, Sabtu (31/12) malam; dan di sebuah kedai kopi di Dusun Blok B, Desa Seureuke, Kecamatan Langkahan, Aceh Utara, Minggu malam.

Patroli ke rumah warga dan razia di jalan raya tidak hanya mencari pelaku, tetapi juga senjata api yang masih beredar di Aceh. Masih banyaknya senjata api disinyalir jadi salah satu penyebab maraknya tindak kejahatan bersenjata di wilayah ini.

Penyelidikan sementara terhadap kasus penembakan di Bireuen, Banda Aceh, dan Aceh Utara sampai saat ini belum ada kemajuan. Polisi masih menganalisis keterangan saksi dan barang bukti yang didapat di tempat kejadian.

Meski ada kecenderungan perubahan target sasaran penembakan pada etnis tertentu, polisi belum dapat menyimpulkan ada motif politik terselubung dari rangkaian tembakan ini.

”Selama kami belum menangkap pelaku dan barang bukti lain, kami belum bisa mengatakan motifnya apa. Ini masih kriminal murni. Namun, kami juga mengevaluasi pola dan sasaran pelaku itu,” ujar Gustav.

Ada kesulitan

Diakuinya, secara teknis ada kesulitan yang dihadapi polisi dalam proses penyelidikan. Tak semua saksi berani memberi kesaksian. Dalam kasus penembakan 10 pekerja proyek galian kabel optik Telkomsel di Bireuen, misalnya, sejumlah saksi mata masih trauma dan dicekam rasa takut. Mereka minta segera pulang ke tempat asal. ”Kami terus berupaya dengan memberikan jaminan keamanan kepada mereka, termasuk jaminan dari perusahaan tempat mereka bekerja,” katanya.

Di Jakarta, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi menyatakan, informasi yang diperoleh dari Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, penembakan itu tidak terkait dengan pemilu kepala daerah (pilkada) pada 16 Februari mendatang. Namun, Timur yang dikonfirmasi terpisah justru mengaku belum selesai menyelidiki motif penembakan itu.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Fraksi PDI-P Janji Bakal Kritis Sikapi Revisi UU Polri

    Fraksi PDI-P Janji Bakal Kritis Sikapi Revisi UU Polri

    Nasional
    Muhammadiyah Tak Mau Tergesa-gesa Sikapi Izin Kelola Tambang untuk Ormas

    Muhammadiyah Tak Mau Tergesa-gesa Sikapi Izin Kelola Tambang untuk Ormas

    Nasional
    Jokowi Resmikan Persemaian Mentawir di Kalimantan Timur

    Jokowi Resmikan Persemaian Mentawir di Kalimantan Timur

    Nasional
    DPR Setujui Calvin Verdonk dan Jens Raven Berstatus WNI

    DPR Setujui Calvin Verdonk dan Jens Raven Berstatus WNI

    Nasional
    Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo Dinilai Kurang Inklusif Ketimbang Tim Transisi Era Jokowi

    Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo Dinilai Kurang Inklusif Ketimbang Tim Transisi Era Jokowi

    Nasional
    Buka Rapat Paripurna, Puan: 119 Anggota DPR Hadir, 172 Izin

    Buka Rapat Paripurna, Puan: 119 Anggota DPR Hadir, 172 Izin

    Nasional
    Hari Ini, Polri Ekstradisi Buronan Paling Dicari di Thailand Chaowalit Thongduan

    Hari Ini, Polri Ekstradisi Buronan Paling Dicari di Thailand Chaowalit Thongduan

    Nasional
    Jokowi Ungkap Biaya Pembangunan Kereta Cepat Lebih Murah Dibanding MRT

    Jokowi Ungkap Biaya Pembangunan Kereta Cepat Lebih Murah Dibanding MRT

    Nasional
    Tantang Kepala Daerah, Jokowi: Tunjuk Jari Siapa yang Sanggup Bangun MRT dengan APBD?

    Tantang Kepala Daerah, Jokowi: Tunjuk Jari Siapa yang Sanggup Bangun MRT dengan APBD?

    Nasional
    Kata Gerindra soal Pelibatan Partai Koalisi di Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran

    Kata Gerindra soal Pelibatan Partai Koalisi di Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran

    Nasional
    Puji Penghijauan di Balikpapan dan Surabaya, Jokowi: Kota Lain Saya Tunggu ...

    Puji Penghijauan di Balikpapan dan Surabaya, Jokowi: Kota Lain Saya Tunggu ...

    Nasional
    Kemenaker Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Kawasan Eropa

    Kemenaker Perkuat Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Kawasan Eropa

    Nasional
    Soal Polemik Tapera, Fahira Idris Minta Pemerintah Perhatikan Keluhan Rakyat

    Soal Polemik Tapera, Fahira Idris Minta Pemerintah Perhatikan Keluhan Rakyat

    Nasional
    Jokowi Minta Pemda Bangun Transportasi Publik ART, Jauh Lebih Murah dari MRT

    Jokowi Minta Pemda Bangun Transportasi Publik ART, Jauh Lebih Murah dari MRT

    Nasional
    PKB Utus Ketua DPW Jakarta Komunikasi dengan Anies Terkait Pilkada 2024

    PKB Utus Ketua DPW Jakarta Komunikasi dengan Anies Terkait Pilkada 2024

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com