Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Reshuffle" Masih Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan?

Kompas.com - 16/10/2011, 12:26 WIB
Hindra Liu

Penulis

KOMPAS.com - Dalam hitungan hari, usia pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memasuki tahun ketiga. Sejak September silam, Presiden telah menjanjikan penataan kembali susunan Kabinet Indonesia Bersatu II agar pemerintahan berjalan lebih efektif. Presiden menginginkan perubahan fundamental selama tiga tahun sisa pemerintahan demi kesejahteraan rakyat Indonesia.

Presiden ingin, ketika pemerintahannya tepat memasuki tahun ketiga pada 20 Oktober 2011, Indonesia telah memiliki jajaran menteri baru yang lebih solid, kapabel, dan kompeten melakukan tugas negara. Maka itu, sejak awal Oktober, Presiden, mengutip keterangan Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa, telah melewati masa yang hening, bening, terisolasi, eksklusif, dan steril, bersama Wakil Presiden Boediono terkait rencana penataan kembali kabinet. Keduanya pun melakukan serangkaian proses reshuffle, termasuk simulasi dan finalisasi nama-nama menteri.

Singkat cerita, pada pertengahan pekan silam, Presiden dikatakan telah merampungkan proses simulasi dan finalisasi susunan kabinet menteri. Maka, sejak Kamis (13/10/2011), Presiden memulai serangkaian pemanggilan calon wakil menteri dan calon menteri. Namun, hingga kini, perubahan kabinet baru sebatas penambahan dan pergeseran calon wakil menteri.

Sementara itu, Presiden terkesan berhati-hati mengotak-atik susunan kabinet menterinya. Sejak Jumat (14/10/2011), rencana pemanggilan calon menteri berkali-kali mengalami pembatalan. Hingga Minggu (16/10/2011), Presiden belum memanggil para calon menteri.

Sikap hati-hati ini tercermin ketika Presiden mengatakan bahwa dirinya perlu menjelaskan alasan, tujuan, dan latar belakang penataan kabinet kepada pimpinan parpol anggota koalisi pendukung pemerintah. Hal ini disampaikan Presiden seraya menekankan bahwa dirinya sadar bahwa reshuffle merupakan hak prerogatif yang diatur Konstitusi.

"Ada yang mengatakan bahwa Presiden bisa mengangkat siapa saja. Dalam real politics, tentu tidak benar seperti itu. Kita berkoalisi. Di negara mana pun, ada etika koalisi. Ada kewajiban yang kita jalankan berkaitan dengan koalisi ini," kata Presiden seusai melakukan pertemuan dengan pimpinan parpol di kediamannya di Puri Cikeas Indah, Bogor, Kamis (13/10/2011).

Kehati-hatian Presiden juga terasa ketika Partai Keadilan Sejahtera mengancam keluar dari koalisi jika salah satu menterinya dikeluarkan dari kabinet menteri. Partai dakwah ini pun membahas posisi akhir mereka di koalisi pada rapat pimpinan nasional pada 14-15 Oktober di Jakarta. Daniel mengatakan, PKS pada akhirnya menginformasikan sikap akhir PKS terkait koalisi. Sepanjang 14-15 Oktober kemarin, Presiden tak memanggil satu calon menteri pun.

Daniel berulang kali mengatakan, dalam melakukan reshuffle, Presiden menjadikan kesejahteraan rakyat sebagai pertimbangan utama. Sementara itu, alasan politik adalah pertimbangan kesekian.

 

Namun, secara terpisah, Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia Iberamsjah dan pengajar Ilmu Politik Universitas Airlangga, Haryadi, memandang perombakan kabinet sebagai alat transaksi politik belaka. Presiden dinilai tidak memiliki komitmen untuk berbuat demi kepentingan rakyat. Tidak adanya keberanian menciptakan kabinet yang profesional, kata Iberamsjah, menunjukkan Yudhoyono hanya mengamankan diri sampai 2014. Partai politik, kata Haryadi, sangat berkepentingan dengan posisi di kabinet sebab terkait akses sumber pendanaan partai.

Pengajar Komunikasi Politik Universitas Hasanuddin, Makassar, Hasrullah, menilai, perombakan kabinet pun semakin jauh dari efisiensi birokrasi pemerintahan.

Rencana perombakan kabinet tersebut, menurut mantan Ketua MPR Amien Rais, takkan menunjukkan banyak perubahan wajah kabinet. Ia sepakat perombakan kabinet terkesan sebagai bagi-bagi kekuasaan kepada partai koalisi.

Masih belum ada kejelasan akan dibawa kabinet Indonesia Bersatu II. Benarkah Presiden benar-benar secara independen ingin meningkatkan kinerja kabinetnya atau sekadar masih bagi-bagi kekuasaan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian Hingga Semifinal Layak Diapresiasi

    Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian Hingga Semifinal Layak Diapresiasi

    Nasional
    Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

    Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

    Nasional
    KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

    KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor Sebagai Tersangka Hari Ini

    Nasional
    Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

    Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

    Nasional
    Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

    Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

    Nasional
    Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

    Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

    Nasional
    Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

    Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

    Nasional
    Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    [POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

    Nasional
    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

    Nasional
    PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

    Nasional
    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

    Nasional
    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

    Nasional
    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com