Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pansel KPK Akan Gandeng PPATK

Kompas.com - 17/06/2011, 13:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Pansel KPK) berencana menggandeng Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menelusuri kekayaan calon-calon yang terpilih dan lolos seleksi menjadi calon pimpinan KPK. Hal ini dilakukan agar diketahui indikasi calon-calon yang memiliki kekayaan secara tidak wajar.

"Kita (Pansel KPK) akan kerjasama dengan PPATK untuk melacak harta kekayaan siapapun nanti yang lolos dalam verifikasi, karena ada kekayaan yang bisa timbulkan indikasi ketidakwajaran. PPATK penting agar bisa lacak secara akurat kekayaan mereka. Sebenarnya tahun lalu itu sudah dan itu usulan teman-teman LSM. Tapi prinsipnya, Pansel enggak masalah, tapi itu masih akan kita diskusikan " ujar anggota Pansel KPK, Imam Prasodjo, di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Jumat (17/06/2011).

Selain PPATK, Pansel KPK juga akan membahas dalam rapat pleno untuk melakukan kerjasama melakukan kerja sama dengan Direktorat Jenderal Pajak serta Direktorat Administrasi Hukum Umum (Dirjen AHU). Kedua lembaga itu akan melaksanakan tugas yang sesuai kewenangannya dalam melacak rekam jejak pajak maupun sumber harta, atau kepemilikan usaha-usaha tertentu yang harusnya sudah terdaftar di AHU oleh para calon bakal pimpinan.

"Kalau untuk pajak, kita ingin lihat bagaimana kewajiban pajak. Masak pemimpin KPK pengemplang pajak. Jadi sudah pernah disinggung soal kerja sama ini, tapi belum ditentukan teknisnya. Tapi saya tegaskan, ini belum jadi suara Pansel karena masih rencana," kata Imam.

Pansel KPK mengharapkan para calon bisa memberikan data-data yang lengkap terkait data dirinya, hal ini agar tidak menyusahkan para calon, saat memasuki tahap-tahap selanjutnya.

"Jangan seperti di pengalaman tahun lalu (2010), ternyata ada calon yang memiliki restoran tapi tidak dilaporkan sebagai harta di AHU. Nanti kita kerja sama juga dengan KPK untuk melihat laporan kekayaan tahunan (termasuk rekening) dari para calon, saat diwawancara, mungkin saja ada yang belum melaporkan harta kekayaan " jelas Sekretaris Pansel KPK, Ahmad Ubbe.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

    Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

    Nasional
    Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

    Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

    Nasional
    Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

    Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

    Nasional
    Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

    Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

    Nasional
    Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

    Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

    Nasional
    Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

    Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

    Nasional
    Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

    Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

    Nasional
    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

    Nasional
    'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

    "Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

    Nasional
    Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

    Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

    [POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

    Nasional
    Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

    Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

    Nasional
    Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

    Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

    Nasional
    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

    Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

    Nasional
    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com