Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golkar Diuntungkan dari Kasus Nazaruddin

Kompas.com - 12/06/2011, 14:59 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Lingkaran Survei Indonesia menilai Partai Golkar yang paling diuntungkan dari merebaknya kasus suap pembangunan wisma atlet SEA Games yang diduga melibatkan politikus Demokrat, M Nazaruddin. Mengapa?

Menurut pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, kuatnya kepercayaan publik bahwa Nazaruddin memang terlibat dalam kasus ini membuat publik mempertimbangkan untuk tidak memberikan suaranya lagi kepada Demokrat ke depannya. Survei LSI pada tanggal 1-7 Juni 2011 kepada 1.200 responden menunjukkan bahwa 42,4 persen publik akan berpikir ulang untuk memilih Demokrat lagi karena kasus Nazaruddin.

Sementara itu, LSI juga menunjukkan perbandingan suara pemilih antara survei pada Januari 2011 dan survei terbaru bulan ini. Pada survei lalu, menurut Denny, 20,5 persen pemilih masih memberikan suaranya untuk Demokrat. Namun, dalam survei kali ini, suara pemilih turun ke angka 15,5 persen. Ada penurunan suara sekitar 5 persen dalam waktu sekitar lima bulan.

Lalu, lari ke manakah suara pemilih itu? Ternyata ada penambahan suara yang signifikan untuk Partai Golkar dalam perbandingan survei pada Januari dan bulan ini. Menurut Denny, 40 persen suara "hilang" itu lari ke Golkar, 9 persen ke PDI-P, 12 persen ke partai lain, dan 39 persen mengambang.

Survei mencatat Golkar mengalami peningkatan suara hingga 17,9 persen dalam survei yang terbaru dari survei sebelumnya sehingga menempatkannya lebih tinggi dari posisi partai besutan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini.

"Ini survei pertama yang kami katakan sejak 2009 di mana Demokrat tidak lagi menjadi nomor satu. Nazaruddin memiliki daya rusak yang cukup kuat dan Demokrat tak lagi menjadi nomor satu. Golkar diuntungkan sebagian karena limpahan Demokrat, sebagian karena program-programnya yang terus berjalan," lanjutnya.

Denny pun mengatakan suara "hilang" milik Demokrat lari ke Golkar karena kemiripan platform kedua partai tersebut. Menurut analisisnya, spektrum politik Indonesia menunjukkan Golkar dan Demokrat berada di sisi tengah antara paham nasionalis dan agamis.

"Golkar adalah partai yang paling menyerupai platform politiknya dengan Demokrat. Oleh karena itu, jika salah satu turun, yang satu pasti naik. Maka, kalau Demokrat turun, yang diuntungkan Golkar," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Nasional
Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com