Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tutut: Ini Kenangan Terindah tentang Bapak

Kompas.com - 08/06/2011, 17:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bertepatan dengan peringatan 90 tahun lahirnya Soeharto, Rabu (8/6/2011), keluarga dan rekan-rekan mantan Presiden RI tersebut meluncurkan buku berjudul Pak Harto: The Untold Stories. Putri sulung Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana, mengatakan, buku tersebut menceritakan tentang kehidupan Soeharto yang tidak terungkap ke publik.

"Buku ini adalah kenangan terindah dari keluarga, sahabat, dan kawan untuk Bapak. Kenangan dalam buku yang ditulis selama dua tahun ini ditulis secara jujur, apa adanya, sesuai dengan kepribadian Bapak sepanjang hidupnya," ujar wanita yang akrab dipanggil Mbak Tutut ini dalam acara peluncuran buku tersebut di Museum Purna Bhakti Pertiwi, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.

Buku setebal 600 halaman tersebut dituliskan berdasarkan pengalaman-pengalaman dari 113 narasumber yang mempunyai kedekatan dengan Soeharto. Di antaranya, mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhammad, mantan Presiden Filipina Fidel Ramos, mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew, dan Raja Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah, hingga mantan Wakil Presiden RI Try Sutrisno.

"Saya ingat ketika Indonesia memasuki Pelita II di bulan Maret 1970. Sebagai kepala negara Pak Harto merasakan harus turun langsung untuk melihat sendiri bagaimana program-program pemerintah dilaksanakan di beberapa pedesaan. Kami tidak pernah makan di restoran, tetapi menginap di rumah kepala desa, atau di rumah-rumah penduduk. Logistiknya pun, kami membawa beras dari Jakarta. Ibu Tien ketika itu membekali sambal teri dan kering tempe. Namun, saya melihat Pak Harto sangat menikmati perjalanan masuk-keluar desa itu," kenang Try Sutrisno, yang dituangkan di salah satu halaman buku tersebut.

Selain menceritakan tentang sisi humanis Soeharto, buku ini juga menampilkan foto-foto yang jarang dipublikasikan kepada publik. Buku ini sendiri ditulis oleh enam penulis, yakni Mahfudi, Bakarudin, Dwitri Waluyo, Donna Sita Indria, dan Anitta Dewi Ambarsari.

Ada pula kisah tentang burung beo di halaman belakang yang akhirnya menjadi salah bicara setelah Soeharto berhenti dari jabatan presiden, isyarat dari alam semesta mengenai akan terjadinya peristiwa duka terhadap diri Soeharto ketika dia sedang berada di tengah laut, hingga kisah rumor yang tidak bertanggung jawab di seputar wafatnya Ibu Tien terpampang dalam buku terbitan PT Gramedia Pustaka Utama ini.

"Yang pasti Bapak akan tersenyum di sana menyaksikan betapa besar kesetiakawanan dari teman-teman Bapak yang tertuang dalam buku ini," kata Mbak Tutut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Menag Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com