Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patrialis Tetapkan 8 Wilayah Bebas Korupsi

Kompas.com - 08/06/2011, 15:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar menetapkan delapan unit kerja di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM RI  sebagai wilayah bebas korupsi. Ke delapan unit tersebut yaitu Inspektorat Jenderal, Dirjen Administrasi Hukum Umum, Kanwil DKI Jakarta, Kanwil DI Yogyakarta, Kantor Imigrasi atau Kanim Kelas I Khusus Jakarta Barat. Selain itu juga Kanim Klas I Khusus Yogyakarta, Lapas Narkotika Klas II Jakarta, dan terakhir Rutan Klas IIA Yogyakarta. Penetapan ini terhitung sejak Juli 2011.

"WBK (wilayah bebas korupsi) ini merupakan bagian dari upaya terus menerus, terencana dan sistemik untuk mewujudkan Kementerian yang anti korupsi sesuai dengan Inpres (Instruksi Presiden) RI Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2011. Kami tahu itu tidak mudah, tetapi kami tetap menjalankannya," ujar Patrialis di Gedung Kemhuk dan HAM, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (8/6/2011).

Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Busyro Muqqodas yang juga hadir dalam acara penetapan itu menyatakan apresiasinya terhadap kinerja dari Kementerian tersebut. "Kabar ini (wilayah bebas korupsi) lebih baik daripada mendengar berita operasi payudara. Saya sangat menghargai kemauan dari Kemenkumham karena ingin memperjuangkan untuk antikorupsi," ujar Busyro setengah bercanda.

Selain Busyro, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Hadi Purnomo dan  Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaan juga hadir dalam acara penetapan tersebut. Mereka pun menunjukkan penghargaan atas usaha kementerian itu. Patrialis juga menekankan bahwa WBK ini mempunyai sasaran berupa peningkatan pelayanan masyarakat menuju pelayanan yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

"Segera menyusul juga unit kerja dari pemasyarakatan, Unit Eselon I, dan kantor wilayah akan ditetapkan sebagai WBK pada November 2011," tutur Patrialis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com